BOGOR (24 Mei 2022) – Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait fenomena anomali cuaca sebagai dampak dari global warming. Mensos mengingatkan, warga masyarakat yang berada di lokasi rawan seperti di lereng gunung, di ketinggian atau tepian sungai, untuk lebih waspada.


Merujuk pada prakiraan bencana oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina masih menjadi ancaman hingga Juni 2022. Artinya potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga pertengahan 2022 dan 47 persen wilayah zona musim di Indonesia diprediksi akan terlambat masuk musim kemarau.


Hal ini memicu terjadinya bencana hidrometeorologi. Yakni fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). 


Mensos meminta masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana, untuk terus waspada. “Kita harus tetap waspada mengingat cuaca masih tidak menentu yang disebabkan anomali sebagai dampak global warming,” kata Mensos saat mengunjungi lokasi bencana longsor di Kampung Pasir Pogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor (23/05).


Kepada masyarakat setempat, Mensos, meminta mereka untuk pindah sementara waktu dari lokasi yang rawan longsor saat hujan deras. Hal ini dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. 


“Karena bencana itu kan tidak bisa diprediksi. Tapi langkah antisipasi harus dilakukan dengan baik agar kerugian bisa diminimalisir,” kata Mensos. Di lokasi bencana tampak sejumlah rumah warga rusak akibat tebing setinggi 6 meter longsor dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia.


Selain hadir meninjau lokasi bencana, Mensos juga menyerahkan santunan ahli waris. “Bagi para korban tadi kami sampaikan dan minta bantuan kepada camat dan kepala desa untuk membantu pengurusan BPJS. Sedangkan dari Kemensos untuk setiap ahli waris sudah ada standarnya yaitu Rp15 juta per jiwa,” kata Mensos.


Terkait penanganan bencana, Kementerian Sosial bersama instansi terkait telah gerak cepat menangani masyarakat terdampak. Untuk anak-anak, Mensos memastikan akan membantu agar mereka bisa terus sekolah dengan mengirimkan peralatan sekolah dan untuk pakaian sehari-hari akan disiapkan dan dikirimkan ke tempat.


Tak lupa dalam kesempatan tersebut, Mensos mendengarkan keluhan dan perasaan penyintas bencana. Mereka menyatakan masih adanya trauma dan rasa takut pasca bencana. “Saya memaklumi munculnya trauma. Nanti akan saya kirimkan petugas untuk melakukan layanan trauma healing untuk mengurangi rasa takut dan trauma,” kata Mensos. 


Mensos juga menyaksikan seorang ibu yang diperkirakan akan melahirkan sebulan lagi. Mensos meminta agar ibu tersebut dibantu oleh instansi terkait di daerah untuk biaya persalinan maupun pengobatan selama proses melahirkan. 


Bantuan Korban Banjir Rob


Selain di Bogor, Kemensos juga menangani bencana untuk korban banjir rob di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan sekitarnya. Untuk membantu para penyintas bencana, Kemensos melalui Sentra Terpadu Kartini Temanggung telah mengirimkan bantuan logistik ke Dinas Sosial Kota Semarang.


Rincian bantuan adalah selimut 900 lembar, sandang bayi 580 paket, popok bayi 438 paket, sandang dewasa 1.200 paket, foodware 27 paket, perlengkapan dapur keluarga 7 paket, kids wear 430 paket, family kit 28 paket, makanan siap saji 2.900 paket, makanan anak 2.290 paket, dan lauk pauk siap saji 1.980 paket.


Bantuan logistik Kemensos juga dikirimkan dari Sentra Terpadu Soeharso Surakarta ke Dinas Sosial Kabupaten Demak untuk para penyintas banjir.


Rincian bantuan berupa selimut 400 lembar, sandang bayi 600 paket, popok/pampers bayi 438 paket, sandang dewasa 400 paket, foodware 100 paket, perlengkapan dapur keluarga 10 paket, kids wear 12 paket, makanan siap saji 1.250 paket, makanan anak 1.620 paket, lauk Pauk siap saji 1.920 paket, dan air minum kemasan 8 dus.


Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI