KAB. SEMARANG (10
Oktober 2024) - Menteri Sosial
Saifullah Yusuf melakukan "belanja masalah" yang ada di masyarakat.
"Saya sudah
berkeliling di beberapa tempat, yang sebenarnya lebih banyak
mendengarkan," cerita Gus Ipul -sapaan Mensos Saifullah Yusuf- di hadapan
ratusan penerima manfaat yang hadir di Aula Balai Desa Karanganyar, Semarang,
Kamis (10/10/2024).
Sejak dilantik menjadi
Mensos, Gus Ipul telah beberapa kali turun lapangan di beberapa daerah untuk
mendengar dan menangkap kebutuhan serta permasalahan di masyarakat.
Menurut Gus Ipul, dalam
mempersiapkan masa transisi Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto,
diperlukan berbagai masukan dan harapan masyarakat mengenai program-program
yang dimiliki oleh Kemensos.
"Mempertahankan apa
yang sudah baik pada pemerintahan Pak Jokowi, dan berinovasi melengkapi apa
yang bisa dikembangkan di Pemerintahan Pak Prabowo nanti," ungkap Gus
Ipul.
Munawir (59) yang
didampingi istrinya Wiji Lestari (39), salah satu penerima manfaat dari Desa
Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Semarang bercerita sudah delapan bulan
terakhir suaminya menderita stroke. Akibatnya, Munawir tidak bisa mencari
nafkah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari Lestari hanya mengandalkan usaha jajanan dan minuman ringan di
depan rumahnya.
"Tiga bulan pertama
alhamdulillah cukup untuk sehari-hari. Tapi sekarang sudah tidak
mencukupi," ujar Lestari dengan mata berkaca-kaca.
Padahal saat ini,
Lestari harus menghidupi suami dan dua anaknya yang masih bersekolah TK dan SD.
Kenyataan hidup mengharuskannya menjadi tulang punggung utama keluarga.
"Alhamdulillah saya
sudah diusulkan menerima PKH," kata Lestari.
Kemensos melalui bantuan
Program Keluarga Harapan (PKH) berupaya memberikan perlindungan sosial kepada
Lestari agar hak-hak dasar, terutama kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi.
Gus Ipul juga menggarisbawahi
apa yang terjadi pada Lestari tersebut memperlihatkan betapa dinamisnya data di
masyarakat.
"Yang awalnya
keluarga itu sudah tercukupi kebutuhannya, ketika kepala keluarganya stroke
maka menjadi masalah," jelas Gus Ipul yang memperlihatkan contoh betapa
dinamisnya data di lapangan dan hal ini harus ditangani bersama-sama.
"Merespon itu
(dinamika data), tentu harus bekerja sama dengan pemerintah daerah"
sambungnya.
Gus Ipul menegaskan,
DTKS yang dikelola Kemensos selalu diperbarui setiap bulannya. Pada proses
tersebut, peran aktif pemerintah daerah sangat penting karena data yang
diperbarui berasal dari usulan kepala daerah.
Selain mendengarkan
aspirasi warga, pada kesempatan itu, Gus Mensos juga menyalurkan bantuan
sebesar Rp105 miliar untuk Kabupaten Semarang.
Bantuan yang diberikan
terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) senilai Rp71,3 miliar; Program
Sembako Rp22,8 miliar; Permakanan Lanjut Usia Tunggal Rp6,2 miliar; dan
Permakanan Disabilitas Rp2,5 miliar. Selain itu ada juga bantuan Yatim
Piatu (YAPI) Rp1,8 miliar; bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi)
kelompok rentan Rp155,5 juta; bantuan Atensi kluster lainnya Rp183,2 juta; dan
bantuan 3 unit traktor tangan Rp60 juta.
Pada kesempatan
tersebut, Gus Ipul juga menyerahkan bantuan Atensi kepada salah satu
penyandang disabilitas intelektual berikut bantuan kewirausahaan untuk
keluarganya.
Pada kesempatan itu, Gus
Ipul turut mengunjungi kelompok masyarakat (Pokmas) pelaksana Program
Permakanan Lansia Tunggal untuk meninjau pelaksanaan program permakanan di
Semarang. Kegiatan ditutup dengan kunjungan Gus Ipul ke SDN Karanganyar 1 untuk
menyerahkan berbagai bantuan perlengkapan sekolah bagi anak-anak di sana.