KOTA KENDARI (2 April 2024) - Menteri Sosial menyerahkan berbagai macam bantuan untuk 131 penerima manfaat (PM) di Sentra Meohai Kendari pada Selasa (2/4). Selain mendapatkan bantuan, para penerima manfaat  juga mengikuti berbagai kelas pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka.

"Saya ingin membantu memudahkan kehidupan teman-teman untuk masa yang akan datang. Kita maksimalkan kemampuan kita. Kenyataannya banyak  anak-anak yang berhasil," tutur Mensos menyemangati para penerima bantuan yang hadir di Aula Sentra Meohai Kendari. 

Dari 131 penerima manfaat yang mengikuti pelatihan, 19 orang merupakan disabilitas rungu wicara yang menjadi residen di Sentra, 92 orang penyandang disabilitas rungu dan wicara dari komunitas, serta 20 orang penyandang disabilitas netra. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelas pelatihan food and beverage, handicraft dan creative production atau kelas pelatihan tata boga, kerajinan tangan dan produk kreatif. Pelatihan berlangsung dari 1 s.d 4 April 2024.

Dalam kelas food and beverage, peserta pelatihan diajarkan cara membuat minuman dan makanan seperti bingsoo Korea, milkshake, kudapan dari cornflakes, Tokyo banana, frozen food dan sebagainya. Dalam kelas handicraft, peserta diajarkan cara menjahit pouch, tas dan berbagai kerajinan tangan lain. Cara pengambilan foto produk juga dijelaskan di kelas kreatif production. 

Sebanyak 55 penerima manfaat menerima berbagai alat bantu. Adapun alat bantu yang diberikan berupa 14 alat bantu dengar (ABD), 20 tongkat adaptif, 11 handphone disabilitas, 6 Gruwi (gelang rungu wicara) dan 4 Grita (gelang disabilitas grahita). Selain itu diserahkan juga 131 bantuan nutrisi kepada seluruh PM yang hadir mengikuti pelatihan. Total seluruh bantuan ATENSI yang diserahkan senilai Rp166.066.000.

Saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada beberapa PM, Mensos Risma juga menyempatkan diri untuk menjelaskan satu-persatu alat-alat tersebut. Saat menyerahkan alat bantu dengar, Mensos juga memberikan dorongan bagi penyandang disabilitas rungu wicara untuk belajar bicara. Menurut Mensos, banyak disabilitas rungu wicara sebenarnya bisa berlatih bicara dengan alat bantu dengar. 

"Habis ini belajar bicara ya. Sebetulnya kamu tidak bisu. Tapi karena kamu tidak bisa dengar, kamu jadi tidak bisa bicara. Dengan ABD ini harus belajar bicara ya," kata Mensos menyemangati penyandang disabilitas yang menerima ABD

Mensos pun meminta para peserta untuk mencoba mengucapkan kata bicara setelah bisa mendengar. Dan ternyata, beberapa orang memang bisa mengucapkan kata tersebut. Tekad dan upaya anak-anak penyandang disabilitas itu untuk belajar bicara disambut senyum dan tawa Mensos yang merasa bahagia dan bangga atas keberhasilan mereka. 

Mensos sendiri sengaja mengadakan pelatihan ini di bulan Ramadhan dengan tujuan tertentu. Mensos berharap, di sisa bulan puasa ini, peserta bisa menjual karya-karya yang telah mereka pelajari dalam pelatihan sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan. Karenanya, Mensos pun mendorong para peserta untuk menjual  makanan dan minuman yang telah mereka coba buat. 

"Masih ada sisa bulan puasa. Kalian mau 'kan jualan ini?" tanya Mensos Risma pada peserta pelatihan yang saat itu belajar membuat bingsoo (es campur Korea). 

Para peserta yang hadir pun mengiyakan dan tampak antusias menyambut ajakan Mensos untuk berwirausaha.