JAKARTA (18 Juni 2020) - Kehadiran Menteri Sosial Juliari P. Batubara di hadapan para tokoh Betawi, di Jakarta Timur, membawa suasana berbeda. Dengan logat bicara medhok Betawi, sambutan Mensos Juliari dipenuhi humor dan disambut riuh para tokoh Betawi.

 

Di hadapan para tokoh Betawi, ia mengisahkan masa kecilnya yang banyak dihabiskan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. “TK, SD, SMP, SMA, gue di Tebet. Jadi sebagai anak Jakarta, gue banyak bergaul dengan orang Betawi. Gue tahu bener sifat orang Betawi. Mestinya gue masuk nih jadi anggota Forum Pemuda Betawi,” katanya, dalam  kegiatan aksi sosial Forum Pemuda Betawi di Madrasah As As'adah, Pondok Kelapa, Jakarta Timur didampingi oleh Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto.

 

Dalam  sambutannya Mensos Juliari merasa sebagai warga Betawi, sehingga tanpa disuruh dengan sendirinya tergerak membantu dengan menyerahkan bansos sembako sebanyak 2.500 paket.

 

Selain bertemu para tokoh Betawi,  Mensos Juliari pada kesempatan sebelumnya juga menyapa penyandang disabilitas rungu yang tergabung dalam Pospera (Posko Perjuangan Rakyat) Tuna Rungu. Melalui Ketua Umum DPP Pospera Indonesia Mustar Buna Ventura Manurung, Mensos diserahkan secara simbolis 200 paket sembako.

 

“Jumlah total yang diserahkan hari ini sebanyak 200 paket sembako. Dari total sebanyak 2500 paket. Distribusi akan dilakukan secara bertahap,” katanya.

 

Ayah dua anak ini memuji kegiatan DPP Pospera Indonesia yang tergerak membantu anggotanya untuk mendapatkan bansos sembako. “Semoga DPP Pospera Indonesia terus maju, dan semua kegiatannya bermanfaat untuk masyarakat luas,” katanya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Mensos menyatakan, sebagai bagian dari kebijakan jaring pengaman sosial (JPS), bansos bantuan Presiden diharapkan bisa menjangkau seluas mungkin masyarakat terdampak COVID-19. Agar menjaring elemen masyarakat yang belum terjangkau bansos, Kementerian Sosial tidak hanya bermitra dengan pemerintah K/L, dan pemerintah daerah.

 

“Kami tidak hanya bekerja business as usual. Yakni hanya bekerja dengan unsur-unsur pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah, K/L, atau bank negara. Dalam mendistribusikan bansos, kami juga melibatkan komunitas,” kata Mensos di Jakarta.

 

Kementerian Sosial terus mengintensifkan kemitraan dengan komunitas. Mensos Juliari bertemu dengan berbagai kalangan untuk memastikan masyarakat terdampak COVID-19 menerima bantuan.

 

Pihak yang telah disapa Mensos adalah pekerja film, sinetron dan seniman. Kemudian juga Gerakan Pemuda Ansor, Gerakan Angkatan Mudah Kristen Indonesia (GAMKI), pengasuh dan pimpinan Pondok Pesantren Shohibul Muslimin Serang, dan yang terakhir kemarin, Forum Koordinasi Putra Putri Purnawirawan ABRI (FKPPI).

 

Dalam penjelasannya, Mensos menyatakan, selain bansos reguler yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako, Kemensos juga meluncurkan program bansos non reguler (bansos khusus) yakni Bansos Sembako Bantuan Presiden dan Bansos Tunai (BST).

 

Bansos Sembako Bantuan Presiden menjangkau 1,9 juta keluarga (KK) di Jakarta dan Bodetabek dengan nilai Rp600.000/KK/bulan -- disalurkan sebulan dua kali. Dimana periode penyaluran bulan April, Mei, dan Juni. Yang terbaru, pemerintah telah meluncurkan stimulus fiskal sebesar Rp677 triliun yang baru saja ditambah lagi menjadi Rp 695,2 triliun, bidang jaring pengaman sosial dilokasikan sebesar Rp203,9 untuk penanganan dampak COVID-19.

 

“Dengan penambahkan anggaran, Bansos Sembako Bantuan Presiden dan Bansos Tunai (BST) diperpanjang sampai Desember 2020. Sejak Juli-Desember, nilai bantuan sebesar Rp300.000/KK/bulan. Mengapa, sebab pemerintah juga menekankan pada program pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga kelangsungan JPS,” kata Mensos.

 

Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI