CIMAHI (4 JANUARI 2022) – Hari ini, 4 Januari, diperingati sebagai World Braille Day atau Hari Braille Sedunia. Peringatan dilakukan sebagai penghormatan kepada penemu huruf Braille, Louis Braille.
Peringatan Hari Braille Sedunia juga menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap disabilitas serta kesamaan hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya pemenuhan kebutuhan literasi.
Karena itu, semua pihak harus berupaya memiliki kesadaran untuk menghilangkan stigma negatif di masyarakat terhadap penyandang disabiitas sekaligus memberikan sokongan untuk meningkatkan kemandirian dan kesamaan hak-hak mereka setara dengan anggota masyarakat yang lain.
Untuk memenuhi hak-hak penyandang disabilitas, termasuk disabilitas netra, pemerintah melalui Kementerian Sosial telah mengembangkan Braille di lingkup nasional melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) “Abiyoso” di Kota Cimahi, Jawa Barat.
Hingga kini, BLBI Abiyoso menjadi lembaga pengelola dengan tugas dan fungsi sebagai pusat rujukan nasional dan laboratorium literasi Braille yang berkualitas guna meningkatkan kesejahteraan sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (PDSN) di Indonesia.
“BLBI memiliki beberapa program dan kegiatan. Di antaranya, pencetakan dan penerbitan buku braille, buku bicara dan pembentukan Braille Corner pada perpustakaan nasional, provinsi, kabupaten/kota dan Perguruan Tinggi,” kata Kepala BLBI Abiyoso di Cimahi, Isep Sepriyan, Selasa (04/01).
Sedangkan, kegiatan lainnya berupa perpustakaan keliling, story telling , bedah buku, bioskop berbisik; standardisasi produksi hasil buku braille; pentasihan Al-Qur'an Braille dengan Kementerian Agama; pameran dan publikasi; program Bimbingan Teknis bidang tulis Braille dan teknologi informasi.
Kegiatan lain berupa workshop membangun dan menjalankan internet marketing serta workshop pengoperasian radio streaming; curah pendapat; monitoring dan evaluasi; kuliah umum; pengembangan Aplikasi Audio Mobile Library bekerja sama dengan Siloam Korea Selatan; studio Atensi; dan pengelolaan Sentra Kreasi Atensi (SKA).
Sejarah BLBI Abiyoso berdiri pada 10 Januari 1952 oleh Ketua Perkumpulan Peduli Tuna Netra Mr. Heymen dan H.A Malik Uddin dengan mendirikan pengelolaan Perpustakaan Braille dalam bahasa Indonesia. Pada 1 September 1952 H.A Malik Udin diangkat oleh Departemen PPK (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan -red) menjadi Kepala Kantor Braille Indonesia.
Pada 30 Nopember 1961 berdasarkan SK Menteri Kesejahteraan Sosial RI Nomor :4-1-41/2330, berdiri Lembaga Penerbitan dan Perpustakaan Braille Indonesia (LPPBI) sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Kesejahteraan Anak dan Taruna yang berlokasi di Jalan Pajajaran 52 Bandung.
Berdasarkan SK Mensos RI Nomor: 40/HUK/KEP/XI/1979 tanggal 1 Nopember 1979 tentang Kedudukan,Tugas Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja. LPPBI menjadi “ Balai Penerbitan Braille Indonesia” (BPBI). Pada akhir 1989, BPBI pindah dari Jalan Pajajaran No.52 Bandung ke Jalan Kerkhof No. 21, Leuwigajah, Cimahi Selatan.
“Karena telah memiliki gedung perkantoran sendiri dan saat Ini Gedung Kantor di Jalan Pajajaran Nomor 52 dijadikan gedung Perpustakaan Braille,” kata Isep.
Pada 1994 berubah nama menjadi BPBI “Abiyoso” dan berdasarkan Permensos No.18 Tahun 2018, BPBI Abiyoso berubah nama lagi menjadi Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) “Abiyoso” hingga saat ini.
Berbagai pihak mengapresiasi kiprah BLBI Abiyoso. Dalam kunjungannya beberapa waktu lalu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily mengapresiasi berbagai produk yang dihasilkan BLBI Abiyoso Cimahi.
Ia mengatakan, BLBI Abiyoso telah bergerak nyata membangun literasi. “Seluruh warga negara harus mendapat akses yang sama untuk mendapat pendidikan. Saya pernah melihat, Al Quran dicetak di sini. Beberapa buku juga dicetak disini. Ini sesuatu yang luar biasa,” kata Ace.
Ia berharap agar BLBI Abiyoso terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat berkebutuhan khusus. “Saya berharap BLBI Abiyoso menjadi yang terdepan dalam pelayanan bagi yang kebutuhan khusus dan penyandang disabilitas,” katanya.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI