LEBAK (15 Oktober 2021) – Arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini kepada seluruh jajarannya merespon permasalahan sosial di tengah masyarakat, termasuk bagi korban kebakaran di permukiman Suku Baduy Luar di wilayah Kampung Cepak Huni, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak, Banten.
Menindaklanjuti arahan Mensos tersebut, Dinas Sosial Provinsi Banten telah mendistribusikan bantuan berupa beras 1 ton, tenda gulung merah 24 lembar, perlengkapan dapur mandiri 24 paket, makanan anak 24 paket, makanan siap saji 468 paket, serta kids ware 6 paket.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten, Tajul Arifin menyatakan setelah mendapat informasi kebakaran langsung menerjunkan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) ke lokasi kejadian.
“Kami bersama Tagana langsung menuju lokasi kebakaran, sekaligus melakukan upaya evakuasi, pendataan, serta mendistribusikan bantuan bagi masyarakat yang terdampak dari bencana kebakaran tersebut, " kata Arifin.
Analis Bencana pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Kementerian Sosial, Kresno Aji dari lokasi kebakaran menyatakan bahwa untuk penanganan berjalan dengan baik dan maksimal agar menyesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
"Bantuan yang terkait kebutuhan sandang, masyarakat Baduy harus menggunakan pakaian kampret bagi pria dan pakaian kebaya bagi perempuan, ada karembong (kain panjang, biasa untuk menggendong anak-red) dan lomar (Lomar atau Romal adalah ikat kepala khas suku baduy-red)," ungkap Kresno.
Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Lebak sangat prihatin atas bencana kebakaran yang menimpa masyarakat Suku Baduy.
"Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Lebak mengucapkan terima kasih kepada Kemensos yang hadir mendistribusikan bantuan kepada masyarakat adat Baduy yang mengalami musibah. Juga, berharap Kemensos bisa memberikan bantuan bahan bangunan rumah kepada masyarakat terdampak," harap Iti.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dari lokasi kebakaran, diduga penyebab kebakaran berasal dari tungku api dari salah satu rumah warga, lalu api menjalar cepat lantaran material konstruksi bangunan sebagian besar terbuat dari kayu, bambu dan atap daun sehingga sangat rentan terbakar.
Kebakaran tersebut terjadi pada Rabu (13/10/2021) siang, sekitar pukul 14.00 WIB. Tidak kurang sebanyak 16 rumah dan satu unit “Leuit” atau rumah pangan hangus terbakar, serta 85 jiwa atau 24 Kepala Keluarga (KK) terpaksa harus mengungsi secara mandiri.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI