SELASA (8 Juni 2021) - Tahun 2022, Kementerian Sosial akan terus meningkatkan dukungan terhadap kelompok lanjut usia (lansia) sejalan dengan besarnya jumlah lansia yakni 9,92% (26,82 juta jiwa). Kemensos akan melibatkan pemerintah daerah untuk memastikan kebijakan tersebut berjalan efektif dan sinergis.

 

Salah satu perhatian besar Menteri Sosial Tri Rismaharini adalah keinginan kuatnya untuk mengisiasi pendirian Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia. Mensos menyatakan, saat menjadi Wali Kota Surabaya, ia telah mengembangkan Posyandu Lansia.

 

“Dapat berkembang baik di Surabaya dan meningkatkan layanan kepada lansia. Saya berniat untuk mengembangkan Posyandu Lansia agar kebutuhan dan hak-hak lansia lebih terpenuhi dengan baik,” kata Mensos di Jakarta (08/06).

 

Mensos menyatakan sedang serius mempersiapkan program Posyandu Lansia. “Saat ini saya dan tim dari Kemensos sedang berpikir untuk menduplikasi program yang semula hanya lokal di Kota Surabaya saja bisa diimplementasikan secara Nasional dan merata dari Sabang sampai Merauke,” katanya.

 

Menurut dia, regulasi saat ia menjadi wali kota dan menteri jelas berbeda. Oleh karena itu ia mengundang Dinas Sosial dari seluruh provinsi untuk berkolaborasi mematangkan konsep Posyandu Lansia ini. “Mohon doa restu dari semua yang hadir hari ini, semoga program bisa segera terlaksana,” kata Risma.

 

Posyandu lansia sendiri menyediakan berbagai layanan yang meningkatkan kualitas lansia.  Seperti pengecekan tensi dan berat badan, senam tera, senam 10 gerakan menuju sehat, senam otak, pengobatan, rekreasi, penyuluhan kesehatan dan kerohanian.

 

Posyandu lansia memberikan peran dalam menyokong pemenuhan kebutuhan dasar seperti fisiologis, rasa aman, sosial, ingin dihargai dan aktualisasi diri. Selain itu lansia dapat mengatasi masalahnya, serta masih dapat berinteraksi dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat.

 

Pada Tahun Anggaran 2022, Kemensos akan terus meningkatkan dukungan untuk pengembangan dan layanan terhadap penduduk lansia. Tahun depan, sebanyak 150 lembaga akan mendapatkan pengembangan kapasitas. Dan sebanyak 300 orang pendamping akan mendapatkan pengembangan kapasitas.

 

Mengutip data Susesnas pada Maret 2020, jumlah warga lanjut usia di Indonesia mencapai 9,92% (26,82 juta jiwa). Sementara, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tahun 2019, diketahui ada sebanyak 12.990.568 jiwa lansia tidak mampu. Kemudian juga didapat sebanyak 6.703.616 lansia dalam kondisi bedridden. Lansia di dalam keluarga (10,7 juta), di luar keluarga (1,9 juta), dan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 1,1 juta.

 

Terkait dengan peringatan Hari Lanjut Usia (HLUN) tahun 2021, Kemensos menyerahkan bantuan kepada Pusat Santunan Keluarga (Pusaka) adalah sebutan untuk LKS Bina Lansia Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS Lansia). “Ini adalah Pusaka yang terakreditasi dengan harapan bisa menjadi motivasi kepada Pusaka di daerah lainnya untuk lebih aktif lagi dalam membuat program yang menyenangkan bagi para lansia,” kata Risma.

 

Pusaka yang tahun ini mendapatkan bantuan tersebar di 3 provinsi. 2 Pusaka dari Jawa Barat yang mendapat bantuan senilai Rp18.790.000. Lalu untuk 21 Pusaka DKI Jakarta mendapat bantuan senilai Rp126.440.000, dan 7 Pusaka Banten yang mendapat bantuan senilai Rp138.600.000. Bantuan yang diberikan bukan berupa uang melainkan berupa barang seperti kursi roda, tongkat, lemari, tempat tidur, popok dewasa dan kebutuhan dasar lainnya.

 

Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI