Penulis :
Humas Balai "Abiyoso" Cimahi
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Firli Afanti; Karlina Irsalyana
CIMAHI (20 Juni 2020) - Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial (Dirjen Rehsos) Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat didampingi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Idit Supriadi Priatna, Kepala Bagian Umum, Herman, dan Kepala BRSPDSN Wyataguna, Sudarsono melakukan kunjungan kerja ke Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) "Abiyoso" di Cimahi.
Kepala BLBI "Abiyoso" di Cimahi, Isep Sepriyan didampingi jajarannya menyambut kedatangan Dirjen.
(BLBI) "Abiyoso" merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Sosial yang mengelola literasi braille bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (PDSN) serta sebagai rujukan nasional, dan laboratorium literasi braille di Indonesia.
Pada kunjungannya kali ini, Dirjen Rehsos menekankan pentingnya mengembangkan produk literasi bagi PDSN di tengah derasnya arus modernisasi dan teknologi digital. Beliau sempat mengemukakan ide untuk mengubah frasa ‘literasi braille’ menjadi ‘literasi disabilitas’ agar kebutuhan PDSN akan bahan bacaan dalam format lain juga dapat terjamin pemenuhannya. Terkait hal tersebut, Harry sangat tertarik dengan buku bicara, yang merupakan salah satu hasil produksi dari BLBI "Abiyoso".
Harry menyampaikan bahwa buku bicara ini harus semakin eksis, tidak hanya dikalangan teman-teman disabilitas netra saja melainkan ke seluruh kalangan dan sektor lainnya. Buku bicara ini pun harus terus dikembangkan dan tentunya Kementerian Sosial akan mendukung upaya tersebut. Kunjungannya tersebut juga merupakan bentuk dukungan penuh terhadap upaya strategis BLBI "Abiyoso" mengelola literasi braille.
Buku audio atau buku bicara adalah kepingan CD yang berisi hasil rekaman pembacaan buku. Untuk menghasilkan buku bicara, sebuah buku akan dibacakan di studio sambil direkam menggunakan format Digital Accessible Information System (DAISY), sebuah format yang memungkinkan pengguna, dalam hal ini PDSN, untuk mengakses berbagai fitur atau fasilitas yang tersedia pada alat pemutar khusus.
Hasil rekaman kemudian akan disalin ke dalam kepingan CD, yang selanjutnya didistribusikan ke berbagai Lembaga penerima manfaat BLBI “Abiyoso”. Untuk dapat mengakses seluruh fitur buku bicara, diperlukan alat pemutar khusus. Namun, bagi yang tidak memiliki alat pemutar khusus tersebut, tidak perlu khawatir, karena dengan menggunakan gawai biasa seperti laptop atau komputer pun kita sudah dapat menikmati isi buku dengan lengkap.
Dengan makin kompleksnya kebutuhan literasi PDSN dan kemampuan yang mereka butuhkan untuk mengakses literasi tersebut, BLBI “Abiyoso” tentu tidak akan staknan. BLBI “Abiyoso” akan terus bergerak maju, berinovasi tanpa henti demi menjamin pemenuhan, penghormatan, dan pelindungan hak PDSN di bidang literasi.
Bagikan :