JAKARTA (17 Februari 2020) – Direktur Jenderal Penanganan
Fakir Miskin (Dirjen PFM), Andi ZA Dulung menghimbau kepala daerah untuk
meningkatkan kualitas data keluarga penerima manfaat (KPM). “Pemutakhiran data agar bantuan tepat sasaran dan
kuota terpenuhi sangat bergantung dari pemerintah daerah,” kata Dirjen PFM pada
kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial Tahun 2020" yang diselenggarakan oleh Pusat
Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos).
Pada kegiatan
tersebut, Dirjen PFM bersama Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos),
Harry Hikmat dan Dirjen Pemberdayaan Sosial (Dayasos), Pepen Nazaruddin menjadi
narasumber dalam diskusi panel pada hari kedua. Tema yang dibawakan oleh Dirjen
PFM yaitu Peningkatan Kualitas Data untuk Efektivitas Penyelenggaraan Program
Penanganan Fakir Miskin. Peserta yang hadir pada kegiatan tersebut yaitu kepada
dinas sosial dari seluruh daerah di Indonesia.
Dirjen
PFM menyampaikan bahwa bantuan pada Program Sembako saat ini meningkat dari
sebelumnya Rp110.000/KPM/Bulan menjadi Rp150.000/KPM/Bulan. Ia juga
menyampaikan bahwa bantuan program sembako tersebut berbeda dengan PKH karena
untuk bantuan PKH dapat ditabung sedangkan untuk sembako tidak dapat ditabung
dan harus segera dihabiskan. “Perbedaan antara
PKH dengan Program Sembako, untuk Program Sembako tolong uangnya langsung habis
dibelanjakan, karena BPK menuntut tiga bulan harus dikembalikan ke kas negara,
sedangkan PKH memang saving, mereka boleh menabung, kalau ini (sembako) bukan
tabungan karena di wallet tempatnya,” jelas Dirjen PFM.
Selain
pemberian bantuan Program Sembako, Dirjen PFM menyampaikan bahwa pemberdayaan
juga menjadi hal yang saat ini sedang difokuskan oleh Menteri Sosial agar KPM
dapat graduasi. "Yang sekarang Pak Menteri fokuskan adalah bagaimana
supaya mereka (KPM) dibantu pemberdayaan, inilah yang saat ini kita pikirkan,
bagi mereka yang mendapatkan bantuan ini agar mereka bisa graduasi," kata
Dirjen PFM.
Disampaikan
oleh Dirjen PFM, salah satu bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh Direktorat
PFM adalah dengan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang saat ini dilakukan
dengan lebih intens. “Perbedaan dari KUBE yang sekarang dengan yang dulu,
sekarang kita akan lebih intens lagi dari A sampai Z jadi dari pemasarannya,
pembiayaannya, kreditnya kita hubungkan dengan KUR, dengan UMi, Mekaar, jadi
kita lihat kesulitan-kesulitan apa yang bapak/ibu hadapi, di situ kita bantu,”
ungkap Dirjen PFM
Terkait
dengan pemutakhiran data yang dilakukan Direktorat PFM, Dirjen PFM menjelaskan
bahwa data yang diambil adalah data dari daerah yang ada di SISK-NG yang
selanjutnya diberikan ke bank untuk diproses. “Direktorat PFM itu mengambil
data betul yang sudah di SK kan (oleh ketua Tim Koordinasi Daerah) yang sudah
masuk di SIKS NG, jadi kami betul-betul tergantung dari data Bapak/Ibu
pemerintah daerah sekalian, kami terima apa adanya, lalu kami kirim datanya ke
bank,” kata Dirjen PFM.
Sebagai
penutup, Dirjen PFM menegaskan bahwa untuk dapat menjalankan program dengan
baik dan mencapai target yang diharapkan maka diperlukan pula data yang baik.
"Ini semua bisa kita lakukan kalau data kita baik. Kalau data kita tidak
baik, jelas ini akan sulit sekali kita capai," ungkap Dirjen PFM.