JAKARTA (9 Juni 2020) – Mengurangi dampak dari risiko pandemi COVID-19 semua pihak diminta bersama-sama bahu-membahu, salah satunya melalui refocusing anggaran.
“Alhamdulillah usai proses hasil revisi bisa disalurkan sebanyak 5.818
paket bansos,” ujar Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat
didampingi Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Kanya Eka Santi saat penyaluran
sembako di BRSAMPK Handayani Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Penyaluran bantuan secara simbolis di Balai Rehabilitasi Sosial Anak “Handayani” Bambu Apus Jakarta dihadiri Kepala Balai Besar Rehabilitasi Sosial Vokasional Penyandang Disabilitas Cibinong, Ketua LKSA, Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos), Forum PSAA/LKSA kab/kota, dan tim Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.
Dalam proses
penyaluran bansos sembako, kata Harry, menggandeng Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak (LKSA) mitra kerja Ditjen Rehabilitasi Sosial Anak.
“Menggandeng LKSA mitra kerja Ditjen Rehsos untuk memastikan bantuan sembako tersebut sampai kepada anak-anak yang membutuhkan,” kata Harry.
Dipastikan
paket sembako yang disalurkan berbeda dengan komponen sembako yang ada,
sehingga paket berisi menu untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak.
“Paket berisi menu seperti beras, susu, telur, sereal, biskuit, dan sosis ditambah bantuan dari Unilever sehingga anak yang paling berisiko dengan terpenuhi kebutuhan gizinya bisa memperkuat imunitas anak-anak tersebut, ” terang Harry.
Prioritas
penerima bansos adalah anak yang belum menerima bansos sama sekali termasuk
dari program reguler sembako dan perluasan Bantuan Sosial Tunai (BST).
“Dari refocusing anggaran 8 balai milik Kementerain Sosial total ada 16 ribu anak untuk di seluruh Indonesia, sedangkan dari pusat sebanyak 5 ribu anak, ” katanya.
Namun, dipastikan penerima bansos sembako anak tidak tumpang-tindih ataupun double dengan yang telah dan sedang disalurkan oleh Ditjen Rehabilitasi Sosial.
Semua data
anak dan LKSA penerima bantuan bersumber dari Data Terpadu Sistem Informasi
Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS NG) yang telah melalui proses
verifikasi dan validasi oleh Dinas Sosial serta Sakti Peksos.Sebanyak 5.818 paket bansos sembako anak disalurkan ke 477
LKSA yang berada di lima wilayah DKI Jakata, 22 kabupaten di Jawa Barat, serta
4 kabupaten di Banten.
Perincian penyaluran bantuan di DKI Jakarta 91 LKSA untuk 1000 anak, Jawa Barat 360 LKSA untuk 4468 anak, Kab/Kota Tangerang Selatan dan Tangerang 26 LKSA utuk 350 anak.
“Termasuk,
dari keluarga terlantar ada anak yang termarginalkan dan terdeteksi di Bogor,
juga refferal dari LKS agar mendapatkan penanganan serius,” ungkapnya.
Selain itu, memasuki masa new normal sudah ada kebijakan dari pemerintah, menteri dan dirjen terkait protokol kesehatan yang harus tetap dijaga dan disiplin diberlakukan.
“Kita
memasuki masa new normal ditandai mulai ada berbagai aktivitas di luar menuju
kenormalan tapi jangan mengabaikan protokol kesehatan,” pinta Harry.
LKSA dan panti sudah diundang dalam forum untuk diberikan berbagai pedoman dan modul yang sudah distandardisasi oleh Direktorat Anak untuk diterapkan. “Agar diterapkan secara konsisten, dan hasil monitoring kami menemukan ada panti/LKSA yang kurang memperhatikan physical distancing, seperti tidur masih berdekatan,” ungkap Harry.
Perilaku
hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan harus diingatkan. Padahal,
menjaga kebersihan dan perilaku hidup sehat di panti sudah membudaya dan
mentradisi.
“Budaya dan
tradisi baik di panti/LKSA tersebut harus ekstra diterapkan, misalnya anak
jangan disuruh masuk ke ruangan apalagi makan, sebelum mencuci tangan dengan
sabun dan selalu memakai masker,” pungkas Harry.