Gus Mensos Pastikan Bantuan Sosial Pengungsi Lewotobi Mencukupi, Bantuan Senilai 3,14 Miliar Telah Disalurkan
Writer :
Faisal Grahadi Wibowo
Flores Timur - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Mensos) memastikan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur sangat mencukupi.
“Saat ini bufferstock logistik yang ada masih cukup memenuhi kebutuhan para pengungsi hingga sepekan ke depan. Jika masih kurang maka bantuan juga segera kami kirim ke lokasi,” kata Gus Mensos ketika ditanya terkait bantuan pengungsi erupsi Lewotobi, Minggu (10/11).
Prinsipnya, kata Gus Mensos, Kementerian Sosial menjamin para pengungsi akan mendapatkan bantuan yang layak.
Sementara itu untuk membantu para pengungsi, pada Jumat (8/11/2024), bantuan tahap kedua dari Kemensos juga telah tiba di lokasi.
"Bantuan tahap dua tiba di pengungsian hari Jumat (8/11/2024) dari gudang logistik Sentra Efata Kupang," kata Taufik Syaera, salah seorang tim Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) yang saat ini bertugas di lokasi pengungsian di Desa Lewolaga.
Bantuan tahap dua tersebut meliputi 566 paket makanan anak; 7 unit foodware; 43 unit peralatan dapur keluarga; 117 paket sandang anak; 114 paket sandang dewasa; 217 paket family kit; dan 74 paket kidsware.
Ada juga bantuan 40 lembar kasur; 924 lembar selimut; 1 lembar matras; 4 unit tenda serbaguna; 39 unit tenda keluarga; 241 lembar tenda gulung; 3 unit genset; dan 3 unit toilet portabel.
Total nilai bantuan logistik tahap dua yang disalurkan Kemensos tersebut sebesar Rp887 juta.
Selain bantuan logistik yang telah disalurkan, Kemensos juga memberikan bantuan berupa 2.500 paket sembako dan 21.000 kilogram beras guna memenuhi kebutuhan pangan para penyintas selama di pengungsian. Pendistribusian beras bekerja sama dengan Divisi Regional Perum Bulog di Larantuka.
Adapun hingga hari ketujuh pascaerupsi, Kemensos telah menyalurkan bantuan senilai total Rp3,14 miliar.
Salah satu bantuan yang telah disalurkan Kemensos adalah pemberian santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia sebanyak sembilan orang dengan nilai bantuan bagi masing-masing korban sebesar Rp15 juta. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono kepada Agnes Masing Lajar (35), salah satu keluarga ahli waris yang kehilangan enam orang keluarganya akibat erupsi Lewotobi. Santunan tersebut diserahkan Wamensos Agus ketika meninjau posko pengungsian di Desa Konga pada Rabu (6/11/2024).
Kemensos juga memberikan santunan kepada korban yang mengalami luka berat sebanyak empat orang dengan nilai santunan per orang sebesar Rp5 juta. Para korban luka berat tersebut di rawat di RSUD dr. Hendrikus Fernandez.
Hingga seminggu pascaerupsi, Gunung Lewotobi belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Beberapa kali rentetan erupsi dilaporkan masih terjadi sehingga menimbulkan sebaran abu vulkanik yang semakin meluas. Untuk meminimalisasi risiko yang ditimbulkan dari kualitas udara yang memburuk akibat abu vulkanik tersebut, Kemensos telah mendistribusikan 13.000 masker kepada pengungsi dan warga sekitar.
Kemensos juga telah membangun dua tenda sekolah darurat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dalam mengakses pendidikan di situasi darurat. Selain itu, terdapat setidaknya 500 - 800 pengungsi yang terdiri dari anak-anak dan ibu-ibu yang tersebar di tiga titik pengungsian mengikuti kegiatan layanan dukungan psikososial (LDP) sebagai media pelepasan trauma dan pengisi waktu luang.
Kegiatan LDP yang diberikan berupa beragam terapi mencakup psychotherapy, play therapy, spiritual therapy, hypnotherapy, psikoedukasi, dan spiritual religi. Berbagai pendekatan terapi tersebut dikemas menjadi aktivitas menyenangkan dalam bentuk permainan edukatif, belajar berhitung, mengetahui ilmu pengetahuan alam, menggambar, bernyanyi, permainan disertai tarian kultural berbasis budaya, kerohanian, serta doa bersama.
Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur mengalami erupsi pada Minggu (3/11/2024) pukul 23.57 WITA. Erupsi tersebut menyebabkan peningkatan status dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Pemerintah Daerah telah menetapkan status tanggap darurat selama 58 hari, mulai 4 November hingga 31 Desember 2024.
Sebanyak 11.445 jiwa kini mengungsi di sejumlah titik pengungsian, termasuk Kecamatan Titehena, Kecamatan Talibura, dan lokasi pengungsian mandiri di rumah keluarga atau kerabat. Kemensos telah mendirikan tiga dapur umum masing-masing di posko pengungsian Desa Konga, Desa Bokang Wulumatang, dan Desa Lewolaga dengan total produksi nasi bungkus sebanyak 11.141 bungkus per hari.
Sementara itu, pada hari Sabtu (9/11/2024) malam sekitar pukul 21.05 WITA telah terjadi erupsi cukup besar. Hal tersebut berimbas melonjaknya jumlah pengungsi sehingga Pemerintah Daerah berencana untuk menambah titik pengungsian.
"Kemungkinan ada penambahan dua titik (pengungsian) lagi, di Kobasuma dan Eputobi," jelas Taufik seraya mengatakan tim Kemensos juga memastikan fasilitas seperti lampu, ketersediaan air, dan sanitasi di tiga titik pengungsian yang diampu Kemensos telah terpenuhi dengan baik. Hal itu dilakukan agar para penyintas yang tinggal di pengungsian dapat menjalani aktivitasnya dengan nyaman. (*)
“Saat ini bufferstock logistik yang ada masih cukup memenuhi kebutuhan para pengungsi hingga sepekan ke depan. Jika masih kurang maka bantuan juga segera kami kirim ke lokasi,” kata Gus Mensos ketika ditanya terkait bantuan pengungsi erupsi Lewotobi, Minggu (10/11).
Prinsipnya, kata Gus Mensos, Kementerian Sosial menjamin para pengungsi akan mendapatkan bantuan yang layak.
Sementara itu untuk membantu para pengungsi, pada Jumat (8/11/2024), bantuan tahap kedua dari Kemensos juga telah tiba di lokasi.
"Bantuan tahap dua tiba di pengungsian hari Jumat (8/11/2024) dari gudang logistik Sentra Efata Kupang," kata Taufik Syaera, salah seorang tim Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) yang saat ini bertugas di lokasi pengungsian di Desa Lewolaga.
Bantuan tahap dua tersebut meliputi 566 paket makanan anak; 7 unit foodware; 43 unit peralatan dapur keluarga; 117 paket sandang anak; 114 paket sandang dewasa; 217 paket family kit; dan 74 paket kidsware.
Ada juga bantuan 40 lembar kasur; 924 lembar selimut; 1 lembar matras; 4 unit tenda serbaguna; 39 unit tenda keluarga; 241 lembar tenda gulung; 3 unit genset; dan 3 unit toilet portabel.
Total nilai bantuan logistik tahap dua yang disalurkan Kemensos tersebut sebesar Rp887 juta.
Selain bantuan logistik yang telah disalurkan, Kemensos juga memberikan bantuan berupa 2.500 paket sembako dan 21.000 kilogram beras guna memenuhi kebutuhan pangan para penyintas selama di pengungsian. Pendistribusian beras bekerja sama dengan Divisi Regional Perum Bulog di Larantuka.
Adapun hingga hari ketujuh pascaerupsi, Kemensos telah menyalurkan bantuan senilai total Rp3,14 miliar.
Salah satu bantuan yang telah disalurkan Kemensos adalah pemberian santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia sebanyak sembilan orang dengan nilai bantuan bagi masing-masing korban sebesar Rp15 juta. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono kepada Agnes Masing Lajar (35), salah satu keluarga ahli waris yang kehilangan enam orang keluarganya akibat erupsi Lewotobi. Santunan tersebut diserahkan Wamensos Agus ketika meninjau posko pengungsian di Desa Konga pada Rabu (6/11/2024).
Kemensos juga memberikan santunan kepada korban yang mengalami luka berat sebanyak empat orang dengan nilai santunan per orang sebesar Rp5 juta. Para korban luka berat tersebut di rawat di RSUD dr. Hendrikus Fernandez.
Hingga seminggu pascaerupsi, Gunung Lewotobi belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Beberapa kali rentetan erupsi dilaporkan masih terjadi sehingga menimbulkan sebaran abu vulkanik yang semakin meluas. Untuk meminimalisasi risiko yang ditimbulkan dari kualitas udara yang memburuk akibat abu vulkanik tersebut, Kemensos telah mendistribusikan 13.000 masker kepada pengungsi dan warga sekitar.
Kemensos juga telah membangun dua tenda sekolah darurat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dalam mengakses pendidikan di situasi darurat. Selain itu, terdapat setidaknya 500 - 800 pengungsi yang terdiri dari anak-anak dan ibu-ibu yang tersebar di tiga titik pengungsian mengikuti kegiatan layanan dukungan psikososial (LDP) sebagai media pelepasan trauma dan pengisi waktu luang.
Kegiatan LDP yang diberikan berupa beragam terapi mencakup psychotherapy, play therapy, spiritual therapy, hypnotherapy, psikoedukasi, dan spiritual religi. Berbagai pendekatan terapi tersebut dikemas menjadi aktivitas menyenangkan dalam bentuk permainan edukatif, belajar berhitung, mengetahui ilmu pengetahuan alam, menggambar, bernyanyi, permainan disertai tarian kultural berbasis budaya, kerohanian, serta doa bersama.
Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur mengalami erupsi pada Minggu (3/11/2024) pukul 23.57 WITA. Erupsi tersebut menyebabkan peningkatan status dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Pemerintah Daerah telah menetapkan status tanggap darurat selama 58 hari, mulai 4 November hingga 31 Desember 2024.
Sebanyak 11.445 jiwa kini mengungsi di sejumlah titik pengungsian, termasuk Kecamatan Titehena, Kecamatan Talibura, dan lokasi pengungsian mandiri di rumah keluarga atau kerabat. Kemensos telah mendirikan tiga dapur umum masing-masing di posko pengungsian Desa Konga, Desa Bokang Wulumatang, dan Desa Lewolaga dengan total produksi nasi bungkus sebanyak 11.141 bungkus per hari.
Sementara itu, pada hari Sabtu (9/11/2024) malam sekitar pukul 21.05 WITA telah terjadi erupsi cukup besar. Hal tersebut berimbas melonjaknya jumlah pengungsi sehingga Pemerintah Daerah berencana untuk menambah titik pengungsian.
"Kemungkinan ada penambahan dua titik (pengungsian) lagi, di Kobasuma dan Eputobi," jelas Taufik seraya mengatakan tim Kemensos juga memastikan fasilitas seperti lampu, ketersediaan air, dan sanitasi di tiga titik pengungsian yang diampu Kemensos telah terpenuhi dengan baik. Hal itu dilakukan agar para penyintas yang tinggal di pengungsian dapat menjalani aktivitasnya dengan nyaman. (*)
Share :