Kemensos Ajak 20 Perusahaan Kunjungi BBRSPDI "Kartini"
TEMANGGUNG (20 September 2019) - Kementerian Sosial melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial khususnya Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (PPSPKKM) mengundang 20 perusahaan untuk mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) "Kartini" di Temanggung.
"Tujuan kunjungan ini untuk bersinergi melalui tanggung jawab sosial badan usaha khususnya pada bidang disabilitas," kata Lia Latifahningrum selaku Kepala Sub Direktur Dunia Usaha Direktorat PPSPKKM.
Menurut Lia, pihaknya bermaksud mengajak perusahaan swasta untuk mengenal tugas Kementerian Sosial, khususnya bidang rehabilitasi sosial penyandang disabilitas. Manfaatnya, kata Lia, perusahaan tersebut akan menggunakan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memberdayakan penyandang disabilitas, baik di Jawa Tengah maupun se-Indonesia.
Sementara itu, Murhardjani selaku Kepala BBRSPDI "Kartini" Temanggung mengapresiasi sejumlah perusahaan yang telah memberikan dukungan untuk BBRSPDI "Kartini" Temanggung".
"Banyak penerima pelayanan yang telah disalurkan dari program resosialisasi dan bimbingan lanjut tidak memenuhi kriteria bekerja di perusahaan swasta. Alasannya adalah klasifikasi pendidikan yang dipersyaratkan perusahaan tidak sesuai dengan kualifikasi sebagian penyandang disabilitas intelektual yang tidak bersekolah," jelas Muhardjani.
Dalam 10 tahun terakhir hanya sekitar 5 persen dari 506 penyandang disabilitas intelektual yang terserap di dunia usaha.
Lebih jauh, lanjut Muhardjani, sebelum lulus di BBRSPDI "Kartini", para penerima pelayanan diberikan kesempatan untuk melaksanakan magang praktek belajar kerja (PBK) selama satu bulan. Hasilnya, perusahaan menerima penerima pelayanan untuk bekerja setelah mereka mengikuti PBK.
Murhardjani berharap bahwa 20 perusahaan yang hadir ke BBRSPDI "Kartini" dapat memberi fasilitas untuk lokasi PBK ataupun memberi. dukungan lain berupa pendampingan standardisasi kompetensi minimal keterampilan yang dipersyaratan perusahaan.
"Lebih bagus lagi bila perusahaan itu memberikan peluang kerjasama atau membuka kesempatan pekerjaan bagi penyandang disabilitas intelektual," ujarnya.
Sehari sebelumnya, 20 perusahaan tersebut menggelar Focus Grup Discussion (FGD) di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta. FGD digelar untuk menguatkan kinerja potensi dunia usaha bagi penyandang disabilitas intelektual dan fisik.