Kemensos Beri Bantuan dan Dukungan Psikososial Bagi Korban Gempa Bumi Lumajang
Penulis :
Humas Balai Residen Galih Pakuan Bogor
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
LUMAJANG (14 April 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Residen "Galih Pakuan" di Bogor merespon bencana gempa bumi yang terjadi di Lumajang, Jawa Timur pada hari Sabtu, 10 April 2021 lalu.
Tim dari Balai Residen "Galih Pakuan" di Bogor sebanyak tiga orang langsung diterjunkan ke lokasi bencana. Tim ini bergerak bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Lumajang dan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA).
Setelah sebelumnya dilakukan koordinasi dengan Dinas Sosial setempat, Tim langsung mengunjungi salah satu Desa di Kabupaten Lumajang yang mengalami kerusakan dalam jumlah cukup banyak yaitu Desa Kaliuling. Disana Tim melakukan komunikasi awal dengan Kepala Seksi Pemerintahan Desa Kaliuling, Suhartanto. "Disini banyak warga yang rumahnya rusak parah sehingga mereka mendirikan tenda untuk tempat tinggal sementara," kata Suhartanto.
Langkah pertama yang dilakukan Tim adalah memberikan bantuan sembako kemudian melakukan sesi pemberian Layanan Dukungan Psikososial dengan beberapa korban bencana di lokasi tersebut.
Salah seorang penyintas bencana bernama Wahyudi (36 tahun) menceritakan detik-detik terjadinya gempa bumi. "Saat itu kejadiannya saya berada di dalam rumah dan merasakan adanya goncangan keras langsung lari keluar rumah sambil ketakutan," kata Wahyudi.
Akibat dari kejadian itu rumah Wahyudi mengalami kerusakan parah sehingga mengharuskan dia dan keluarganya mengungsi di tenda yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Sutrisno, salah satu anggota Tim yang merupakan Pekerja Sosial Balai Residen Galih Pakuan Bogor kemudian melakukan sesi konseling dengan Wahyudi. Dalam sesi ini Sutrisno memberikan penguatan untuk meningkatkan semangat Wahyudi agar optimis kembali setelah terjadi bencana gempa bumi ini.
Tim juga mengunjungi titik lokasi lain di Desa Kaliuling yang mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yaitu terletak di Dusun Brojo. Disini Tim berhasil mengidentifikasi tiga anak yang terindikasi mengalami trauma akibat bencana gempa bumi yang dialaminya.
Tim pun memberikan Layanan Dukungan Psikososial kepada mereka. Tim mempersilahkan mereka untuk menceritakan ketakutan dan kecemasan yang dialaminya. "Takut seperti kemarin lagi, masih kebayang getaran yang terjadi waktu gempa kemarin, sampe sekarang masih takut saja," ungkap Almira (12 tahun) yang menjadi salah satu anak penyintas bencana gempa bumi.
Selanjutnya Pekerja Sosial memberikan motivasi dan penguatan kepada Almira dan teman-temannya untuk mampu melalui musibah ini dengan tabah dan tetap optimis semua akan kembali normal seperti biasanya.
"Ini hanya sementara, jangan patah semangat, nanti pasti bisa beraktivitas lagi seperti sedia kala, sekolah lagi, bermain lagi. Coba perlahan atasi rasa ketakutan itu salah satunya dengan melakukan aktivitas lain seperti bermain dengan teman teman dan kegiatan positif lainnya," ujar Sutrisno saat sedang melakukan sesi sharing dengan anak-anak penyintas bencana gempa bumi tersebut.
Bencana gempa bumi ini tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, namun juga kondisi psikologis yang membuat para korban sering merasa ketakutan, cemas dan pesimis. Kehadiran Kementerian Sosial melalui Balai Residen "Galih Pakuan" diharapkan dapat sedikit meringankan sebagian beban mereka, melalui pemberian bantuan sembako dan dukungan psikososial yang diberikan.
Bagikan :