JAKARTA (7 Juli 2020) – Sudah 3 bulan Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Sosial Kementerian Sosial RI mengemban amanah penanganan warga terlantar
terdampak COVID-19 di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kini
Kemensos terus bergerak bersama Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) sebagai
mitra untuk membangkitkan semangat hidup kelompok rentan pasca PSBB atau
disebut Era Normal Baru.
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat
yang mengawal penanganan warga terlantar terdampak COVID-19 ini berpesan di Era
Normal Baru, semua komunitas binaan LKS harus memiliki kesadaran untuk hidup
bersih dan sehat.
“Gerakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
kiranya menjadi salah satu fokus kegiatan Asistensi Rehabilitasi Sosial di
komunitas, pastikan ada kesadaran tentang PHBS,” pesannya kepada LKS yang ikut
menangani warga terlantar.
Dukungan sosialisasi PHBS juga diberikan oleh Direktorat
Rehabilitasi Sosial Anak yang ikut memberikan Booklet PHBS untuk LKS. Ini menjadi media kampanye PHBS untuk
menghindari diri dari paparan COVID-19.
Selain itu, LKS terus mendukung pelaksanaan Asistensi
Rehabilitasi Sosial di Era Normal Baru untuk pemenuhan kebutuhan dasar dengan
membuka dapur umum bagi komunitas. Beberapa diantaranya yaitu LKS Bhakti Nurul
Iman yang membuka 4 dapur umum untuk 272 Penerima Manfaat (PM) dan LKS Swara
Peduli yang membuka dapur umum mandiri serta menyalurkan 337 nasi kotak.
Hal serupa juga dilakukan oleh yayasan Education Religion Be Entertainment
(ERBE) yang membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar komunitas, yaitu
kebutuhan permakanan. “Aksi-aksi kemanusiaan yang konkrit seperti ini yang
diperlukan warga pada masa pandemi COVID-19,” ungkap Harry.
Bantuan sembako yang sebelumnya pernah disalurkan oleh
Kemensos melalui LKS ternyata meninggalkan bekas di hati salah satu PM di
komunitas binaan LKS Bhakti Nurul Iman. “Saya berterima kasih atas semua yang
diberikan Kemensos. Saya tidak mengira Bapak akan ingat sampai kebutuhan perut,
bahkan sembako ini saya jadikan modal jualan nasi uduk,” ucap salah satu PM.
Bansos sembako dari Kemensos yang salah satu
komponennya adalah beras dijadikan modal berjualan nasi uduk olehnya dan
bermanfaat hingga sekarang. Padahal saat itu dirinya hampir putus asa karena
tidak bisa mencari nafkah di masa pandemi COVID-19.
Ide kreatif ini muncul lantaran dirinya juga harus
bangkit dari keterpurukan ekonomi selama masa pandemi. Dirinya percaya bantuan
ini menjadi jalan baginya dan keluarga bertahan hidup bahkan memulihkan
ekonominya.
Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial di Era Normal
Baru terus gencar dilakukan LKS. Bansos sembako terus disalurkan di beberapa
komunitas pemulung, salah satunya di komunitas pemulung Menara Jatipadang,
Pasar Minggu (4/7/20) binaan LKS Bhakti Nurul Iman, komunitas pemulung Kampung
Sumur Klender binaan LKS Swara Peduli dan komunitas di Gang H. Saibun (5/7/20).
Kemudian penyaluran bansos sembako Presiden sejumlah
547 paket juga dilakukan oleh LKS ERBE ke beberapa komunitas, yaitu ke
komunitas pemulung Rawadas Pondok Kopi, komunitas pemulung Pondok Kelapa dan
kampung Kebon Duren Sawit, Jakarta Timur (5/7/20).
LKS Kumala juga telah membawa 11 anak jalanan dari
Pasar Permai ke komunitas agar dipenuhi haknya. Mereka dipenuhi kebutuhan
dasarnya dan juga diberi pemberdayaan berupa keterampilan memasak.
Di bidang pendidikan, LKS juga hadir untuk mencetak
sumberdaya manusia berkualitas. LKS memberi akses kepada anak-anak dengan
ekonomi lemah untuk bisa mengenyam pendidikan. Salah satunya LKS Uswatun
Hasanah yang mengadakan wisuda bagi anak-anak binaannya pada jenjang MI, SMP
dan SMA.
Secara berangsur seluruh LKS mengimplementasikan program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) yang direkonstruksi oleh Ditjen Rehsos Kemensos RI. Program ini menekankan pada peran keluarga di komunitas dalam proses rehabilitasi sosial.