Penulis :
Humas Dit. Penyandang Disabilitas
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
BEKASI (24 Februari 2021) - Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial RI, Eva Rahmi Kasim membuka acara Workshop Pembelajaran Program Maju Bersama Pemberdayaan Kaum Muda Disabilitas di Asia yang diselenggarakan oleh Humanity and Inclusion secara virtual dan langsung di Hotel Aston Imperial Bekasi dari tanggal 23-24 Februari 2021.
Workshop ini mempresentasikan hasil dan dampak dari pencapaian program dalam memberikan kesempatan kepada mitra pelaksana, mitra perusahaan dan penerima manfaat.
"Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan kesempatan kepada Penyandang Disabilitas untuk mengikuti pelatihan keterampilan kerja di lembaga pelatihan kerja Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau swasta sebagaimana mandat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas," jelas Eva.
Situasi analisis ketenagakerjaan Penyandang Disabilitas menunjukkan sebanyak 18,3% juta angkatan kerja Penyandang Disabilitas, 54% tidak berpartisipasi dalam pasar kerja (sumber: TNP2K:2020).
"Kesempatan kerja pada sektor formal yang ditawarkan untuk Penyandang Disabilitas oleh perusahaan tidak dapat terpenuhi karena rendahnya pendidikan, yaitu 45,74% tidak pernah sekolah atau tidak lulus Sekolah Dasar, dibandingkan dengan non-Penyandang Disabilitas 87,31% yang berpendidikan Sekolah Dasar ke atas berdasarkan data dari LPEM-UI tahun 2016," tambah Eva.
Selanjutnya Eva menyampaikan bahwa Kemensos melalui 19 (sembilan belas) Balai Disabilitas sebagai UPT yang memberikan layanan langsung bagi Penyandang Disabilitas telah melaksanakan pengembangan rehabilitasi vokasional yang berkelanjutan dengan setting bengkel kerja yang memberikan pelatihan kerja, memfasilitasi kebutuhan khusus, sekaligus menyediakan kesempatan kerja permanen bagi Penyandang Disabilitas pada bengkel kerja yang pengelolaannya secara komersial.
Pengembangan rehabilitasi vokasional tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan platform baru Kemensos yaitu Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dalam bentuk Program Kewirausahaan Penyandang Disabilitas.
"Inisiatif Pengembangan Sheltered Workshop Peduli (SWP) telah diadopsi banyak negara di dunia untuk kesempatan kerja dan pelindungan bagi Penyandang Disabilitas. SWP bertujuan untuk menciptakan kemandirian ekonomi dan sekaligus pelaksanaan rehabilitasi vokasional bagi pengembangan individu Penyandang Disabilitas," tutur Eva.
Eva menambahkan, bertepatan dengan puncak acara Hari Disabilitas Internasional tahun 2020, Kemensos meresmikan website: www.creativedisabilitiesgallery.com sebagai galeri virtual yang merupakan wadah kreativitas Penyandang Disabilitas dan marketplace dengan dunia luar untuk pemberdayaan ekonomi.
Country Manager Humanity and Inclusion, Swetika Eko Saptyono mengungkapkan, sejak Juli 2019 sampai Maret 2021, Program Maju Bersama di perluas ke Indonesia yaitu di Jakarta Selatan, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. "Pertimbangan program dilaksanakan di kabupaten/kota terpilih tersebut adalah adanya peluang mempromosikan inklusi di tempat kerja dan kesempatan yang sama serta tingginya angka Penyandang Disabilitas yang belum bekerja," ungkap Swetika.
Staf Khusus Presiden Bidang Sosial, Angkie Yudistia turut hadir secara virtual menyampaikan lima arahan Presiden RI Joko Widodo dalam percepatan transformasi digital. "Pertama, perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. Kedua, persiapan peta jalan transformasi digital di sektor-sektor strategis. Ketiga, integrasi pusat data nasional dipercepat . Keempat, persiapan sumber daya manusia talenta digital. Kelima, persiapan hal-hal terkait regulasi, skema pendanaan, dan pembiayaaan transformasi digital," jelas Angkie.
"Perubahan ini perlu segera diantisipasi dan disiapkan dengan merencanakan secara matang, antara lain dengan melaksanakan analisis sosial yang inklusi, pendataan sistematis, rehabilitasi sosial berbasis komunitas," tambahnya.
Praktik baik dalam program maju bersama kaum muda disabilitas disampaikan oleh beberapa perwakilan perusahaan yang telah menerima tenaga kerja Penyandang Disabilitas. Mereka adalah owner Kopi Sunyi, Mario Gultom yang menyebutkan sudah 12 orang yang mengikuti pelatihan barista dan softkill berkomunikasi dengan orang lain. Sedangkan dari pengusaha E-Chanel, Citra Sasongko mengungkapkan telah merekrut 11 Penyandang Disabilitas yang terbagi di dua outlet mereka dengan memiliki program edukasi costumer service dan pelatihan komunikasi.
Peserta workshop terdiri dari unsur kementerian/lembaga, Bappeda, Dinas Sosial, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja, BUMN, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD), penerima manfaat dan pihak terkait lainnya. Mereka sepakat bahwa masih perlunya peningkatan pemahaman di masyarakat agar tidak diskriminatif terhadap Penyandang Disabilitas dan pentingnya perantara dengan penyedia tenaga kerja.
Bagikan :