Kemensos Gelar Pameran di Pertemuan HLIGM-FRPD

Kemensos Gelar Pameran di Pertemuan HLIGM-FRPD
Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

CIBINONG (21 Oktober 2022) - Kementerian Sosial Gelar Pameran dalam rangka Pertemuan High-Level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Implementation of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIGM-FRPD) 2013-2022 yang ke 75.

United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) kembali menyelenggarakan High-Level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Implementation of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities. Indonesia menjadi tuan rumah dalam pertemuan yang digelar pada 19-21 Oktober 2022.

Pertemuan HLIGM-FRPD 2022 dibuka pada tanggal 19 Oktober 2022 di Hotel Fairmont, Jakarta membahas isu-isu tentang penyandang disabilitas se-Asia Pasifik yaitu Progres dan capaian penanganan disabilitas selama 10 tahun terakhir (2013-2022), Perkembangan strategi negara-negara anggota ESCAP dalam upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di regional Asia dan Pasifik, dan membahas upaya-upaya menuju agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan.

Pertemuan yang dihadiri oleh delegasi dari negara-negara anggota ESCAP, pengamat, organisasi pemerintah, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah termasuk organisasi penyandang disabilitas dari negara-negara di Asia dan Pasifik dijamu dengan baik dengan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini dalam Gala Dinner yang digelar pada hari kedua, 20 Oktober 2022 di Kantor Kementerian Sosial Salemba, Jakarta Pusat. Dalam acara Gala Dinner, Kementerian Sosial dan UNESCAP menggandeng para disabilitas untuk tampil di hadapan para tamu undangan dari berbagai negara.

Pada kesempatan ini, di hari ketiga dalam pertemuan HLIGM-FRPD 2022, Mensos Risma mengajak delegasi dari negara-negara anggota ESCAP mengunjungi 4 titik lokasi pameran hasil karya penerima manfaat yang telah dibina oleh 31 Sentra milik Kementerian Sosial.

Pameran yang diselenggarakan di Sentra Terpadu Inten Soeweno Cibinong merupakan rangkaian acara Pertemuan Tingkat Tinggi Asia-Pasifik untuk Penyandang Disabilitas atau High-Level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Implementation of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities  (HLIGM-FRPD).

Adapun produk-produk yang dipamerkan berupa produk-produk unggulan penyandang disabilitas yaitu motor roda tiga yang dirakit oleh disabilitas, kursi roda, tongkat adaptif dan sensor air panas.

Selain itu ATENSI juga hadir dalam pameran vokasional ini yaitu menjahit, pembuatan telor asin, pembuatan keset dan sapu, pembuatan kue pukis, pembuatan hijab ciwitan, perpustakaan, pembuatan batik ciptat, pembuatan decoupage, pembuatan batik ratna geulis Bogor, pembuatan kotak kado keceng dan melukis, terapi,refleksi,kopi cinta, jualan sayur dengan motor listirk dan lainnya.  aksesibilitas disabilitas. Acara ini merupakan salah satu kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk menunjukan hasil karya kepada delegasi dari berbagai negara.

Undrakhbayar Chuluundavaa, merupakan penyandang disabilitas kursi roda, salah satu delegasi dari Mongolia yang mengunjungi pameran dan melihat hasil karya para penyandang disabilias, salah satunya kursi roda. “Saya dari Pemerintahan Mongolia, disana juga mencoba mengembangkan teknologi kursi roda, kursi roda elektrik, namun belum menemukan caranya, jadi saya rasa kami harus menemukan cara mengembangkan untuk negara saya, terima kasih banyak telah memperbolehkan saya mencoba kursi rodanya, ini sangat menyenangkan buat saya", ucapnya.

Wawang Sunarya (40), seniman disabilitas pembuat miniatur action figure memamerkan  buatannya di pameran Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor. Pria kelahiran bogor ini merupakan salah satu alumni Sentra Terpadu Inten Soeweno Milik Kementerian Sosial tahun 2009. Ia mendapatkan berbagai kesempatan kerja diberbagai perusahaan, sambil bekerja ia menekuni hobinya membuat action figure. Awal mula membuka usaha pembuatan minatur action figure Wawang mendapat dukungan modal usaha dari Kementerian Sosial sebesar Rp5 juta tahun 2012.

Harga miniatur buatan Wawang untuk ukuran kecil dibandrol Rp.50-100 ribu, sedangkan untuk kostum dibandrol Rp.300-500rb. Action figure termahal yang pernah terjual seharga Rp.5jt ini merupakan tingkat kesulitan dan ukuran yang dipesan.

“Saya sangat senang sekali bisa memamerkan produk-produk saya dihadapan tamu undangan dari berbagai negara, ini suatu kebanggaan untuk saya. Saya harap usaha saya bisa semakin berkembang", tutur Wawang.

Pameran ini menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah Indonesia dalam memenuhi hak-hak penyandang disabilitas untuk berkarya dan memiliki peluang yang sama dalam dunia usaha.

Bagikan :