Penulis :
Humas Balai Disabilitas Mahatmiya Bali
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
BIMA (6 April 2021) - Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial dari Balai Netra “Mahatmiya” hari ini bertolak ke lokasi korban terdampak banjir bandang di Desa Nisa, Kec. Woha, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Cahaya Insan, Kec. Woha, dan LKS Orang Dengan Kecacatan Darul Hikmah. Balai menurunkan pekerja sosial untuk memberikan layanan dukungan psikososial kepada warga terdampak, terutama penyandang disabilitas.
Tim LDP terlebih dahulu berkoordinasi dengan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Bima, Nor Hidayat yang diwakili oleh Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial, Herlin Wahyuni Hidayat
“Saat ini ada 32 desa yang terdampak di Kabupaten Bima. Empat unit jembatan rusak/putus, kurang lebih 9.415 rumah terendam dengan 28.202 jiwa terdampak dan 1.050 Ha lahan pertanian rusak,” ujar Nor.
Banjir bandang Kabupaten Bima menyebabkan 2 orang meninggal, warga mengungsi ke rumah kerabat/saudara (masih pendataan).
Setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial, Tim bersama Pendamping Penyandang Disabilitas (PPD) segera menuju Desa Nisa, Kec. Woha untuk memberikan dukungan psikososial berupa trauma healing dan terapi serta bantuan pemenuhan kebutuhan hidup layak berupa paket sembako sejumlah 21 warga disabilitas terdampak.
Melanjutkan perjalanan, Tim dan PPD mendatangi lokasi kedua, LKS Cahaya Insan, langsung disambut oleh Ketua LKS, Muhiddin. Ia menyampaikan rasa syukur atas pendampingan yang dilakukan oleh Kemensos. "Anak-anak kami ketakukan ketika banjir datang, air masuk ke bangunan. Beberapa jam kami naik keatas tempat tidur menunggu air surut. Semoga dengan pendampingan dan bantuan sembako ini bisa mengurangi beban kami," tutur Muhiddin.
Tak hanya berhenti disana, kami bergerak ke tempat ketiga yakni LKSODK Darul Hikmah. Riuh suara anak-anak disabilitas menyambut kedatangan kami.
“Pendataan dan asesmen sedang kami lakukan kepada anak-anak disabilitas untuk mengetahui apakah ada indikasi trauma atau tidak. Total ada 50 penyandang disabilitas yang kami asesmen," jelas Peksos Madya, Ni Putu Esti
Ia mengatakan sejauh ini beberapa anak teridikasi mengalami trauma, dan sebagian lainnya tidak. Indikasi trauma tersebut seperti takut akan air dan suara petir ketika hujan. Untuk mengurangi trauma ini, Tim Balai Netra “Mahatmiya” juga telah memberikan terapi psikososial dengan trauma healing.
“Tadi mereka sudah kami ajak bermain agar mereka bisa melupakan sejenak situasi tidak menyenangkan yang mereka alami," lanjutnya.
Herlin Wahyuni juga memberikan semangat kepada anak-anak disabilitas dan orang tua yang mendampingi. "Mari kita bergandengan tangan untuk memberi kesempatan kepada anak-nak kita untuk mmbuktikan bahwa mereka mempunyai kesempatan yg sama utk pengembangan dirinya, pungkasnya.
Pada akhir terapi, mereka diberikan bantuan paket sembako berupa beras, mie instan, kecap, saos, biskuit, sarden, minyak goreng, sabun mandi cair, serta sabun cuci pakaian yang diharapkan bisa membantu kebutuhan selama bencana ini.
Bagikan :