Kemensos RI Berikan LDP bagi Keluarga Korban Tenggelamnya KRI Nanggala 402 di Lamongan

Kemensos RI Berikan LDP bagi Keluarga Korban Tenggelamnya KRI Nanggala 402 di Lamongan
Penulis :
Humas Balai Disabilitas Phalamarta Sukabumi
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

LAMONGAN (27 April 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Disabilitas "Phala Martha" mengirimkan tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) kepada keluarga korban tenggelamnya Kapal Republik Indonesia (KRI) Nanggala 402. Tim LDP yang dipimpin oleh kepala Balai "Phala Martha" sebelumnya telah melaksanakan LDP di Kab. Bojonegoro dan dilanjutkan ke Kab. Lamongan.

Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini memerintahkan jajarannya untuk menurunkan tim Layanan Dukungan Psikososial untuk membantu keluarga korban tenggelamnya KRI Nanggala 402. Hal tersebut ditindaklanjuti oleh Balai "Phala Martha" dengan mengunjungi keluarga korban di Lamongan.

Tempat yang dikunjungi yakni kediaman keluarga korban bernama Edi Siswanto yang merupakan navigator di KRI Nanggala 402. Rumah korban beralamat di Desa Sumberaji Kecamatan Sukodadi Kab. Lamongan, Tim langsung bertemu dengan Miya Sri (28) istri korban dan keluarga.

Di rumah korban sudah banyak terdapat karangan bunga sebagai tanda bela sungkawa dari berbagai pihak salah satunya dari Presiden RI Bapak Joko Widodo. Keluarga juga masih berkumpul dikediaman korban, menemani Ibu Miya yang terlihat masih sangat bersedih. Salah satunya adalah bapak Sukirman dan istrinya, beliau merupakan kakak kandung korban yang juga merupakan anggota TNI AD.

Ibu Miya masih terlihat shock dan seolah tidak mempercayai apa yang menimpa suaminya. Ia masih menangis ketika menceritakan sesuatu tentang suaminya tersebut. Ibu Miya bercerita tentang suaminya yang sayang terhadapnya dan selalu membantunya mengurus rumah ketika tidak sedang bertugas. "Suami saya orang yang sangat penyayang dan pengertian kepada keluarga," tegas Ibu Miya.

Senada dengan penuturan istri korban, Bapak Sukirman juga bercerita tentang kebaikan korban "Orang tua kami hanya memiliki dua anak yakni saya dan korban, jadi kami sangat dekat, adik saya orang yang sangat patuh kepada orangtua dan taat dalam beribadah," tuturnya.

Tim memberikan dukungan mental psikologis terhadap keluarga yang ditinggalkan terutama pada istri korban. Support dan dukungan diberikan demi menguatkan diri terhadap cobaan yang dihadapi oleh keluarga. Tim juga mencoba memberikan alternatif pemikiran pada fokus yang lain, yakni bagaimana kelangsungan kehidupan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Dinas Sosial Kab. Lamongan, perwakilan aparatur Desa Sumberaji, TKSK setempat dan Sakti Peksos.
Bagikan :