Kemensos Tangani Orang dengan HIV yang Mengalami Gizi Buruk di Kabupaten Gowa
Penulis :
Humas Loka Karya Pangurangi Makasar
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
GOWA (8 Mei 2021) - Kementerian Sosial melalui Loka Karya "Pangurangi" di Takalar melakukan respon kasus terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), Orang dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang mengalami gizi buruk disertai Tuberculosis (TB). Kondisi tersebut diperparah dengan kondisi ekonomi PPKS yang memprihatinkan. Laporan ini disampaikan via contact centre Loka oleh Ibu Lili, kader peduli TB-HIV wilayah Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Sesuai arahan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini bahwa seluruh Loka milik Kementerian Sosial harus segera merespon kasus ataupun permasalahan sosial yang ditemukan dimasyarakat, oleh karena itu Penyuluh Sosial dipimpin Kepala Loka Karya "Pangurangi" Takalar, Pengalamen Surbakti langsung turun untuk melakukan assesmen terkait kondisi dan kebutuhan PPKS tersebut.
Qadriansyah, Penyuluh Sosial Loka Karya "Pangurangi" Takalar mengungkapkan berdasarkan hasil assesmen bahwa salah satu PPKS berinisial “N” belum memulai terapi antiretroviral (ARV) yang mengakibatkan sistem kekebalan tubuhnya menurun drastis sehingga rentan diserang Infeksi Opportunistik (IO) seperti TB dan sariawan kronis. Kondisi fisik “N” nampak loyo dan sangat kurus akibat kekurangan gizi dan TB yang diidapnya.
“Keadaan “N” juga diperparah dengan kondisi ekonomi yang pas pasan dimana “N” sudah lama tidak bekerja dan saat ini memiliki tanggungan dua orang anak. “N” juga telah bercerai dengan suami sehingga membuatnya semakin rentan secara ekonomi karena tidak ada pencari nafkah lain dalam keluarga. Selama ini “N” hanya mengandalkan bantuan PKH yang dia terima untuk membayar sewa kontrakannya sebesar Rp. 300 ribu per bulan serta bantuan seadanya dari keluarga dan tetangga yang kondisi ekonominya juga kekurangan” lanjut Qadri.
Assesmen kembali dilanjutkan untuk menggali kebutuhan “N”. Diketahui dengan kondisinya saat ini, “N” sangat membutuhkan pemenuhan kebutuhan bahan pokok sehari-hari serta tambahan nutrisi untuk meringankan beban pengeluaran sekaligus untuk percepatan pemulihan kondisi kesehatannya. Selain itu, “N” juga membutuhkan akses pengobatan TB dan terapi ARV untuk menekan jumlah virus sehingga imun tubuhnya bisa kuat kembali. “N” sendiri telah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), namun ketika ingin mengakses layanan kesehatan kerap terkendala biaya untuk transportasi.
Hasil assesmen langsung ditindaklanjuti dengan pemberian bahan pokok dan tambahan nutrisi berupa 10 (sepuluh) kilogram beras, 4 (empat) liter minyak goreng, 3 (tiga) kilogram tepung terigu, 3 (tiga) kilogram gula pasir, 1 (satu) botol sirup, 1 (satu) bungkus kecap manis, 1 (satu) botol saus sambal, 10 (sepuluh) kaleng susu, 30 (tiga puluh) butir telur ayam ras, makanan siap saji berupa 3 (tiga) kaleng sarden, masing-masing 1 (satu) kaleng daging rendang dan kornet, 1 (satu) dus mie instan serta satu paket buah-buahan.
Kaitannya dengan akses pengobatan TB dan terapi ARV, Loka Karya "Pangurangi" Takalar langsung berkoordinasi dengan Puskesmas Somba Opu untuk memberikan layanan rumah untuk pengobatan TB yang diderita “N”.
“Kami dari Puskesmas Somba Opu berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kemensos melalui Loka Karya "Pangurangi" Takalar kepada pasien TB-HIV yang ada di wilayah kami. Tim layanan kami akan segera berkunjung ke rumah pasien “N” untuk memberikan pengobatan TB dirumah yang menjadi salah satu layanan andalan Kami disini” ungkap drg. Abdul Haris, Kepala Puskesmas Somba Opu, Gowa.
Selanjutnya untuk akses terapi ARV, Loka Karya "Pangurangi" langsung berkoordinasi dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) pendampingan Orang dengan HIV/AIDS yaitu Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya (YPKDS) Sulawesi Selatan melalui Iman, pendamping sebaya di Kabupaten Gowa untuk dapat memberikan pendampingan bagi “N” dalam mengakses terapi ARV di layanan terdekat.
“Mudah-mudahan dengan bantuan dan koordinasi yang kita jalin ini bisa membantu “N” segera pulih dan sehat sehingga mampu produktif kembali. Loka Karya "Pangurangi" akan terus memonitor perkembangan “N” untuk memastikan layanan yang dibutuhkan dapat diakses serta pemberian pendampingan untuk kemandirian setelah sehat nantinya” pungkas Pengalamen Surbakti, Kepala Loka Karya "Pangurangi" Takalar kepada seluruh pihak yang terlibat dalam respon kasus ini.
Dengan nafas yang pendek diiringi batuk kecil, “N” mengucapkan terima kasih atas bantuan Loka Karya "Pangurangi" Takalar, Puskesmas Somba Opu dan pendamping sebaya dari YPKDS Sulawesi Selatan. “Saya berterima kasih sekali atas bantuan yang sudah diberikan, saya tidak menyangka bisa mendapatkan perhatian seperti ini. Sekali lagi terima kasih,” tutup “N”.
Bagikan :