Kenalkan ATENSI, Loka “Minaula” Adakan Penguatan Kapasitas Keluarga
KOLAKA (19 Oktober 2020) - Kemensos RI melalui Loka Lansia “Minaula” Kendari bersinergi dengan
Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Sulawesi Tenggara 13 yaitu LKSLU Mandara Berjaya
melaksanakan Kegiatan Penguatan Kapasitas Keluarga dan Masyarakat dalam
Perawatan Lansia di Rumah. Kegiatan dilaksanakan di Kantor Kecamatan Baula
Kabupaten Kolaka yang dihadiri oleh 30 peserta, terdiri dari keluarga lansia
dan Pengurus LKSLU.
Kegiatan ini
merupakan salah satu bentuk pengenalan Program ATENSI yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga untuk merawat lansia di rumah.
Kegiatan ini, sejalan dengan Program ATENSI yang dicanangkan oleh Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos RI yang berbasis keluarga dan
komunitas.
Hadir dalam
kegiatan tersebut, Kasubsie Layanan dan Rehabilitasi Sosial Loka Lansia
“Minaula” Kendari, Kania Dewi, yang didampingi oleh Julius Muri, Arie Maria
Puspita, dan Pipit Supriyanto Febrian, serta mengundang Perwakilan Dinsos
Kabupaten Kolaka.
“Kegiatan
ini merupakan suatu bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat untuk
memberikan pengetahuan bagaimana melakukan perawatan lansia di rumah,” ungkap
Kania Dewi sekaligus membuka acara.
Untuk
memberikan pemahaman lebih kepada keluarga lansia dan masyakarat, Arie Maria
Puspita, selaku Pekerja Sosial memberikan pembahasan mengenai kelanjutusiaan.
Dalam pembahasannya dijelaskan bahwa lansia yang menginjak usia diatas 60 tahun
akan mengalami penurunan secara bio-psiko-sosio-spiritual. Salah satu cara
menghadapi lansia yang mengalami penurunan adalah dengan tetap menghormati dan
menghargai lansia sebagai orang tua. Bersikap sabar dan melakukan pendekatan
secara personal merupakan kunci utama dalam menghadapi lansia.
Tak hanya
membahas kelanjutusiaan, dalam kegiatan tersebut dibahas juga mengenai
perawatan lansia di rumah. Pipit Supriyanto Febrian, selaku Perawat memaparkan
bahwa berdasarkan Data BPS, Susenas Maret 2019 bahwa jumlah lansia di Indonesia
berjumlah 25,66 juta. Dari data tersebut 40,64% lansia tinggal bersama dengan 3
generasi dan sebesar 27,3% tinggal bersama keluarga dan sisanya tinggal
sendiri. Dari data tersebut diketahui lansia yang paling banyak adalah yang
tinggal bersama dengan keluarga. Hal ini menandakan perlunya pengetahuan dan
kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan lansia di rumah.
Selain itu,
kondisi lansia yang mengalami penurunan tersebut akan dihadapkan dengan
Penyakit Degenaratif. Dimana berdasarkan Data Pusdatin Kemenkes tahun 2020,
penyakit yang sering dialami lansia adalah hipertensi (darah tinggi) dengan
persentase sebesar 63,5%. Tentunya perlu ada pengetahuan tambahan bagi keluarga
dan masyarakat, bagaimana mencegah penyakit hipertensi pada lansia. Melalui
kegiatan inilah diharapkan keluarga dapat menggali ilmu dan informasi untuk
mengetahui tips dan trik melakukan perawatan lansia di rumah.
Naipah (45)
salah satu keluarga lansia pun mengungkapkan, dengan adanya kegiatan ini dapat
memberikan banyak ilmu mengenai perawatan lansia di rumah, terutama dalam
perawatan lansia yang mengalami hipertensi.
“Kebetulan
ibu saya memiliki penyakit darah tinggi, dengan ada kegiatan ini saya jadi
paham bahwa ibu saya harus dijaga pola makannya, serta dengan mengkonsumsi obat
herbal seperti mengkudu, mentimun, dan melon dapat mencegah penyakit
hipertensi,” ungkapnya.
Akhir kegiatan, semua peserta melakukan senam hipertensi, yang dapat dipraktekkan kepada lansia di rumah masing-masing. Diharapkan seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut menyadari dan memahami bagaimana cara melakukan perawatan lansia di rumah, sehingga lansia yang berada di rumah tetap bisa melaksanakan keberfungsian sosialnya.