Kenalkan Dasar "Ecoprint", Awali Inovasi Usaha Lansia
Penulis :
Humas Balai Lansia Budhi Dharma Bekasi
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
BEKASI (1 April 2021) - Balai Lansia “Budhi Dharma” di Bekasi milik Kementerian Sosial RI yang memberikan layanan bagi lanjut usia terus mengembangkan inovasi kualitas layanan Asistensi Rehabiliasi Sosial (ATENSI).
Inovasi kebutuhan aktualisasi dan potensi lanjut usia dipersiapkan seiring dengan kesadaran masarakat untuk menjaga kelestarian alam dan menjadi trend gaya hidup ramah lingkungan salah satunya dengan pembuatan kreasi ecoprint sesuai dengan kondisi fisik dan potensi lanjut usia yang mengikuti program ATENSI berbasis residensial.
Kepala Balai Lansia “Budhi Dharma” di Bekasi, Pujiyanto mendorong pengembangan pembuatan kreasi ecoprint agar Penerima Manfaat dapat mengikuti trend saat ini meskipun lanjut usia. Dengan penggunaan bahan yang terdapat di alam sekitar seperti daun daun yang ada di sekitar balai.
Hari ini, (1/4) kegiatan terapi vokasional dilaksanakan di Balai Lansia “Budhi Dhrama” di Bekasi mengenalkan dasar ecoprint bagi penerima manfaat lanjut usia yang rata rata berumur di atas 60 tahun yang diberikan oleh Instruktur Terapi Vokasional, Erika. Pengenalan dasar ecoprint dimulai dari apa itu ecoprint dan langkah langkah pembuatan ecoprint sekaligus praktek menggunakan media kain.
“Ecoprint adalah teknik pewarnaan dari alam, kita memanfaatkan bahan bahan yang terdapat di alam, seperti dedaunan, ranting, bunga atau ranting yang bisa menghasilkan warna. Dan pertemuan kali ini, kita belajar dasarnya dulu, “ ujar Erika.
Langkah langkah sederhana ecoprint diberikan instruktur dari mulai penyediaan kain, pemilihan daun/ranting sebagai pola dan tehnik dasar sederhana dengan memukul/mengetuk pola pada kain dengan batu untuk menghasilkan pewarnaan dengan efek kaca (mirroring). Setelah itu baru tehnik penguncian warna dengan viksasi (larutan dengan tunjung, tawas atau cuka) agar keluar warna warna alamnya.
Proses pengenalan dasar ecoprint dan mengajari lansia membuat ecoprint di kain memiliki proses identifikasi dalam upaya memelihara fungsi kognitif otak lansia agar terus berfungsi dengan baik dan menjaga produktifitas PM.
Saat memilih media print /mencetak baik dedauan, bunga dan ranting terdapat proses memori, yakni menghidupkan ingatan masa lalu PM perihal benda maupun sesuatu yang pernah digunakan maupun ditemui.
Penerima Manfaat, Sunitah menuturkan pengalamanannya saat kecil proses pewarnaan alami yang dilakukannya. “ Saya senang ikut kegiatan ini, saya jadi ingat dulu saat bermain dan ingin mewarnai kuku menggunakan ujung tangkai daun jati yang di gosokkan ke kuku dan kuku kita akan berwarna, sama dengan membuat ini (ecoprint), kita ketuk ketuk pake batu nanti keluar warnanya," tutur Sunitah. Berdasarkan penuturan ini dapat diketahui bahwa kegiatan ini telah membangkitkan ingatan masa lalu / memori.
Tehnik dasar sederhana pewarnaan untuk menghasilkan pola daun dengan mengetuk ngetuk kain menggunakan batu membutuhkan konsentrasi dan kesabaran yang tinggi sehingga secara prsikologis proses tersebut akan membangkitkan kesenangan maupun mengatasi permasalahan yang dialaminya. Cara tersebut dapat memelihara sistem kognitif PM maupun mengasah soft skill belajar kesabaran, ketelitian, kreatifitas dan ketelatenan.
Diungkapkan Penerima Manfaat yang biasa di panggil Madam, belajar ecoprint bisa mengalihkan kesedihan yang selama ini dialaminya. “Madam bisa melupakan kesedihan dengan mengetuk ngetuk batu di kain ini, bisa senyum hari ini,” ungkap Madam
Harapannya penerima manfaat yang mengikuti pengenalan dasar ecoprint sesuai dengan kondisi fisik setiap PM, nantinya akan menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis dan mampu menunjang produktivitas pada lansia sembari memelihara fungsi kognitif otak dan fungsi sosial PM.
Bagikan :