SEMARANG (14 Februari 2020) - Kementerian Sosial terus berupaya
menurunkan angka kemiskinan. Salah satu kota dengan angka kemiskinan terendah
dari seluruh kota di Indonesia berada di Kota Semarang dengan persentase
sebesar 3,98%. Menurut Menteri Sosial (Mensos), Juliari P Batubara angka
tersebut sudah jauh dari angka kemiskinan nasional yang persentasenya sebesar
9,22%.
Dalam
kunjungan kerja Menteri Sosial bersama Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Andi ZA
Dulung dalam rangka Penyaluran Bantuan Sosial Program Sembako Tahun 2020 di elektronik
warung gotong royong kelompok usaha bersama (e-warong KUBE) Mandiri Jaya di
Kelurahan Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Mensos menyampaikan meskipun
angka kemiskinan terbilang rendah, angka kemiskinan tersebut tetap harus
ditekan.
Mensos
Sosial berharap jika beliau berkunjung ke kota Semarang lagi, para Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) sudah tidak menerima bantuan namun KPM harus sudah
sejahtera. Untuk dapat sejahtera dilakukan dengan strategi wirausaha bagi para
KPM. Untuk KPM yang memiliki wirausaha bagus dan mampu dapat mengajukan
pembiayaan melalui bank, program pemerintah, dan Permodalan Nasional Madani
(PNM) Mekaar.
“Kementerian
Sosial diberi tugas oleh Presiden untuk membantu yang sifatnya sementara bagi
masyarakat prasejahtera tapi selain itu juga membantu atau berupaya untuk
pemberdayaan supaya ekonomi para KPM lebih baik,” jelas Mensos.
Lebih
lanjut Dirjen PFM dalam kunjungan tersebut menjelaskan tentang Program Sembako.
Menurut beliau tidak mudah untuk menaikkan indeks jumlah bantuan dari Rp110ribu
menjadi Rp150ribu karena harus menyesuaikan anggaran. “Namun sudah menjadi
komitmen Menteri untuk dijalankan sesuai dengan arahan Presiden bahwa indeks
jumlah bantuan menjadi Rp150ribu setiap KPM per bulan,” jelas Dirjen PFM.
Berkaitan
dengan hal tersebut Dirjen PFM melaporkan jumlah penerima manfaat Bantuan Pangan di Provinsi Jawa tengah sebanyak
4.183.935 yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. Untuk Kota Semarang sampai Tahun
2020 sebanyak 41.326 KPM senilai Rp. 6.198.900.000 (Enam Milyar Seratus
Sembilan Puluh Delapan Juta Sembilan ratus Ribu Rupiah) per bulan atau Rp.
74.386.800.000,- (Tujuh puluh empat milyar tiga ratus delapan puluh enam juta
delapan ratus ribu rupiah) selama 12 bulan.
Dalam kegiatan tersebut hadir 1000 KPM penerima bantuan sosial pangan program Sembako yang berasal dari Kecamatan Semarang Barat. Jumlah e-warong di kota Semarang sebanyak 255 terdiri dari 60 e-warong KUBE, 174 agen BNI 46 dan 21 RPK. Untuk kecamatan Semarang Barat terdapat 30 e-warong terdiri dari 5 e-warong KUBE, 24 agen BNI 46 dan 1 RPK. SDM Pendamping Bantuan Sosial Pangan kota Semarang sebanyak 18 orang yang terdiri dari Supervisor 1 orang, Korteks/Korda 1 orang dan Pendamping Sosial Bantuan Sosial Pangan Kecamatan 16 orang.
Selanjutnya dalam kegiatan tersebut, Dirjen PFM Bersama Menteri Sosial meninjau e-Warong KUBE Mandiri Jaya. Dirjen PFM mengingatkan kepada pengelola e-Warong untuk bahan pangan lain berupa buah-buahan yang dijual di e-warong diupayakan agar menjual buah-buahan lokal. “Jika yang dijual buah-buahan lokal keuntungan dari penjualan tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar,” jelas Dirjen PFM. Selain itu, e-Warong Mandiri Jaya yang dikunjungi juga menyediakan beras, telur, ikan lele, daging ayam, buah pir, tahu, tempe, kacang hijau dan sayuran.