Menerobos Keterbatasan, Penyandang Disabilitas Intelektual Berkreasi
Penulis :
Humas BBRSPDI "Kartini" Temanggung
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Tasya Azra K; Karlina Irsalyana
BLITAR (1 Mei 2020) - Penyebaran COVID-19 yang terus meluas memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat. Mereka mengalami penurunan penghasilan, kehilangan pekerjaan, rasa kekhawatiran dan ketakutan tinggi terpapar virus. Hal itu dikarenakan kurangnya pemahaman tentang virus COVID-19.
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) "Harapan Mulia" atau dikenal juga sebagai Rumah Produksi Batik Percik Rombo yang berada di Desa Resapombo Kecamatan Doko Kabupaten Blitar adalah salah satu replikasi Sheltered Workshop Peduli (SWP) dan binaan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) "Kartini" di Temanggung. Di tempat ini penyandang disabilitas intelektual melakukan usaha ekonomi produktif pembuatan batik ciprat atau batik percik.
Di tengah pandemi ini Rumah Produksi Batik Percik Rombo berinovasi mengembangkan batik ciprat dengan motif virus COVID-19. Pendamping Rumah Produksi Batik Percik Rombo, Rita. S mengatakan, "Adanya penyebaran virus COVID-19 dimana-mana menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Batik percik motif COVID-19 yang kami kembangkan ini adalah sarana untuk edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat agar selalu mematuhi anjuran pemerintah untuk rajin mencuci tangan, melakukan social distancing atau physical distancing dalam rangka memutus rantai penularan virus ini". Ternyata motif ini sangat diminati oleh masyarakat, kami banyak menerima pesanan, imbuhnya.
Tentunya ada yang berbeda pada rutinitas penyandang disabilitas intelektual di Rumah Produksi Batik Percik Rombo ditengah pandemi ini. Pendampingan dilakukan dengan ekstra ketat dalam menerapkan aturan pemerintah untuk tetap jaga jarak, menggunakan masker dan selalu mencuci tangan dengan sabun.
Bagikan :