BEKASI (8 Januari 2021) – Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini didampingi Dirjen Rehabilitasi
Sosial, Harry Hikmat mengantar langsung 5 orang Pemulung di Balai Karya
“Pangudi Luhur” Bekasi untuk memulai kerja di Grand Kamala Lagoon, Bekasi.
Risma membuka akses pekerjaan kepada pemulung yang beberapa hari lalu ia temui
di wilayah DKI Jakarta.
“Hari ini kami mengantar 5 orang
pemulung yang siap bekerja dan mengajukan diri ikut bekerja. Kami beri akses
pekerjaan kepada 5 pemulung yang kami temukan di berbagai lokasi kemarin. Kami
sudah hubungkan dengan pihak Grand Kamala Lagoon dan Insya Allah mereka akan
bekerja mulai hari ini,” terang Risma.
Risma mengungkapkan dirinya
menemukan para pemulung ini di beberapa wilayah di DKI Jakarta. “Saya berangkat
kerja pasti setiap hari akan berubah lokasi keberangkatan. Lalu ketika saya
ketemu warga terlantar saya punya kewajiban untuk membantu,” ungkap Risma.
Pemulung ini yaitu M. Faisal,
kelahiran Medan, 2 Maret 1972, berasal dari Sumatera Utara. Pria lulusan
Sekolah Dasar ini memiliki pengalaman kerja sebagai nelayan dan pemulung. Ia
ditemukan di Pasar Baru pada 4 Januari 2021.
Kemudian Roni Adnan, Pria kelahiran
Jakarta, 15 Juli 1985 ini berasal dari Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dirinya
mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebelumnya Roni
berprofesi sebagai pemulung. Ia merupakan rujukan dari Dinas Sosial Kabupaten
Subang pada 5 Januari 2021,
Selanjutnya yaitu Muhamad Rohim,
Pria kelahiran Blora, 5 Agustus 1984 ini tinggal di Blora dan memiliki
pengalaman kerja sebagai supir ojek online, kurir paket dan tukang parkir.
Rohim pernah mengejar pendidikan Paket B agar setara Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Ia ditemukan di Jalan Salemba Jakarta Pusat pada 6 Januari 2021
Firman Utina, salah satu Pemulung
dengan usia muda ini berasal dari Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Pria
kelahiran Bekasi, 5 Juni 2004 ini berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD). Ia
pernah berprofesi sebagai pedagang pemulung dan pengamen. Ia ditemukan di
Stasiun Manggarai pada 6 Januari 2021.
Terakhir, Irman Yuda. Pria kelahiran
Jakarta, 3 Juni 1972 ini tinggal di kelurahan Manggarai Selatan Kecamatan
Tebet, Jakarta Selatan. Ia berpendidikan terakhir SMP dan pernah bekerja
sebagai Sales Promotion Boy (SPB) di salah satu swalayan dan
juga pernah menjadi pemulung. Ia ditemukan di Stasiun Manggarai pada 6 Januari
2021.
Risma mengatakan bahwa apa yang
dilakukan merupakan wujud tanggung jawabnya sebagai manusia. “Jadi, tolong
mbak, apa ndak bisa kita melihat bahwa kita manusia. Saya manusia apa kalau
saya diam saja melihat warga terlantar. Gak usah lihat saya sebagai Mensos,
tapi sebagai manusia yang punya tanggung jawab kepada Tuhan,” bebernya kepada
awak media saat ditemui di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.
Pasca bertemu media, Risma langsung
bertolak ke Grand Kamala Lagoon untuk mengantar langsung 5 orang pemulung yang
akan bekerja. Mereka akan di asesmen oleh pihak Grand Kamala Lagoon, perusahaan
yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Pembangunan Perumahan
(PP) Tbk. Mereka akan ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikan
terakhir.
“Saya diinfokan dari Kementerian
Sosial bahwa ada binaan dari kementerian yang bisa kami akomodir, selama kita
bisa membantu kita akan mengakomodir apa yang jadi program Kementerian Sosial,”
beber Rudy Harsono, Direktur Operasi I PT. PP Tbk.
Rudy menjelaskan bahwa Kawasan Grand
Kamala Lagoon di Bekasi ini luasnya 24 hektar. Ada apartemen, ada hotel dan ada
kawasan yang dikelola sendiri dari building management PP Properti. Oleh karena
itu perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga untuk penataan garden (taman). “Perusahaan
juga butuh untuk building management di apartemen, untuk
memonitor token listrik, untuk cleaning service. Jadi, kita akan
menyesuaikan,” jelasnya.
Tidak
Sekedar Terima Bantuan, Mereka Perlu Strategi Tingkatkan Pendapatan
Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini
menceritakan bahwa pemulung ini tuna wisma dan tidak punya pekerjaan. Mereka
perlu mendapat bantuan dari Kemensos, namun terkendala identitas kependudukan.
“Kita sulit proses bantuan karena sebagian besar identita kependudukan pemulung
ini tidak jelas. Rabu depan (13/1) kami bekerja sama dengan Kementerian Dalam
Negeri akan memberikan akses agar mereka dapat identitas kependudukan. Itu akan
memudahkan Kemensos untuk memberikan bantuan sosial kepada mereka,” terangnya.
Tidak sampai disitu, Risma menjelaskan
bahwa mereka tidak akan bisa keluar dari kemiskinan jika mereka hanya mendapat
bantuan saja. Oleh karena itu Kemensos akan mendorong mereka untuk bisa
mengakses pekerjaan atau membuka usaha dari hasil pelatihan yang diberikan di
Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi agar pendapatan mereka bertambah.
“Jika mereka memiliki istri,
Kemensos akan hidupkan ‘mesin’ lainnya agar istri pemulung ini bisa membuka
usaha dan membantu menambah pendapatan keluarga. Ya ini, pelatihan
kewirausahaan di Balai Karya “Pangudi Luhur” Bekasi yang akan jadi bekal
mereka,” sebut Risma.
Di Balai Karya “Pangudi Luhur”
Bekasi, mereka akan diberikan keterampilan berwirausaha seperti budidaya ikan
lele, keterampilan membuat pupuk kompos, budidaya tanaman hidroponik dan
keterampilan lainnya yang mampu memberikan nilai ekonomi. Kemensos juga akan
membuka rumah makan di sekitar balai dan pekerjanya adalah pemulung yang telah
diberi keterampilan.
Balai dalam hal ini tidak hanya
memberikan layanan rehabilitasi sosial dan pemberdayaan sosial, tetapi harus
dapat memastikan pemulung bisa mandiri, merubah cara berfikir, merubah perilaku
dan diberi pelatihan sebagai bekal aftercare.
“Konsepnya adalah, untuk mengurangi
pengeluaran mereka, caranya dengan memberi bantuan sosial. Namun harus ada
tambahan pendapatan agar mereka keluar dari kemiskinan,” kata Risma.
Wakil Walikota Bekasi, Tri Adhianto
Tjahyono ikut angkat bicara. Ia mengaitkan dengan kondisi pengangguran yang
semakin bertambah di wilayah Bekasi akibat pandemi, penambahannya hampir
mencapai 10%. “Jadi saya kira apa yang menjadi program Kemensos bahwa tidak
hanya memindahkan warga masyarakat yang kurang beruntung kedalam satu tempat,
tetapi nilai tambahnya adalah bagaimana memberdayakan mereka sesuai dengan
passion, sesuai dengan kemampuan,” tuturnya.
Tri menambahkan bahwa membangun ini
dimulai dengan membangun keluarga-keluarga yang baik, yang sehat sehingga
bagaimana Indonesia sejahtera saya kira hari ini akan dimulai. “Pemerintah Kota
Bekasi sangat berterima kasih dan tentunya mendukung apa yang telah dilakukan
kemensos,” tutupnya.
Risma percaya bahwa mereka bisa
berdaya. “Saya percaya mereka bisa. Mereka sudah lama menderita, Kemensos juga
akan terus memberi pendampingan untuk memotivasi mereka,” tutup Risma.