Penulis :
Humas Balai Tumou Tou Manado
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Intan Qonita N
MANADO (20 Januari 2021) - Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengunjungi beberapa titik lokasi yang terdampak bencana longsor dan banjir di Kota Manado.
Lokasi pertama berada di Kecamatan Ternate Tanjung yang mengalami longsor dan banjir secara bersamaan karena area perumahan penduduk yang lokasinya berdekatan dengan bantaran sungai dan berbukit-bukit.
"Kalau kondisinya seperti ini, mending dipasang pintu air sama pompa saja. Bisa kok mengajukan ke dinas PUPR," ujar Risma.
Mensos juga menyerahkan bantuan berupa barang seperti tenda, kasur, kids ware, makanan, peralatan dapur serta santunan ahli waris.
Titik kedua berada di Kecamatan Malalayang yang menelan korban jiwa akibat longsor. Setelah memberikan bantuan serupa, Mensos beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa.
Total bantuan yang diserahkan senilai Rp1,8 miliar yang terdiri dari bantuan logistik reguler bagi Penanganan Bencana Alam Provinsi Sulawesi Utara senilai Rp1.632.606.660.
Bantuan untuk Penanganan Bencana Alam Kota Manado berupa paket sembako sebanyak 500 paket dengan total senilai Rp 100.000.000 dan paket bantuan logistik senilai Rp. 31.878.700 dengan rincian barang berupa Mie Instan (50 Dus), Abon (50 kg), Makanan Kaleng (500 kaleng), Susu Ibu Hamil (20 dus), Susu UHT (10 dus), Perlengkapan Mandi, Selimut (250 pcs), Baju Anak (216 pcs), Pembalut Wanita (20 pcs), Popok Bayi (206 pcs), dan santuan untuk ahli waris korban longsor di Kota Manado untuk 6 orang dengan total senilai Rp 90.000.000.
Selain mengunjungi 3 titik lokasi tersebut, Mensos juga mengunjungi lokasi lain yang terdampak bencana seperti Manado Town Square dan Kawasan Megamas.
"Tanggul itu selain harus dibuat kuat juga harus diaplikasikan kearifan-kearifan lokal yang menguntungkan seperti menanam pohon cemara udang. Ini sudah saya buktikan ketika saya jadi Walikota Surabaya," terang Risma
Selanjutnya Mensos menyambangi Balai "Tumou Tou" Manado selaku perwakilan Kementerian Sosial di Sulawesi Utara. Beliau mengomentari tentang hasil kerajinan tangan yang perlu diperkenalkan secara global dan bervarian. Ia juga menyarankan untuk menghentikan sementara waktu kegiatan bercocok tanam untuk menghindari terjadinya longsor.
"Kegiatan bercocok tanam dihentikan saja terlebih dahulu untuk menghindari longsor dan kemungkinan terburuk lainnya. Lalu perlu dibuat jalur yang lebar dari arah bukit ke selokan untuk jalannya air," jelas Risma.
Kegiatan ditutup dengan Mensos menghadiri Rapat Koordinasi Program Penanganan Fakir Miskin Tingkat Provinsi Sulawesi Utara yang dihadiri oleh seluruh Dinas Sosial di wilayah Sulawesi Utara yang membahas tentang Program Sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Sosial Tunai (BST).
Bagikan :