Penulis :
Humas Balai Kartini Temanggung
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
TEMANGGUNG (3 November 2020) - Disaat situasi pandemi ini diperlukan adaptasi dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, kewaspadaan serta pelaksanaan protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan guna mencegah penularan COVID-19 termasuk dalam melaksanakan pelayanan sosial bagi masyarakat.
Merespon situasi krisis akibat pandemi COVID-19, Direktur Jendral Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat yang hadir dalam kegiatan peningkatan kapasitas SDM Balai Besar "Kartini", mendorong balai-balai rehabilitasi sosial yang ada di daerah untuk dapat berkontribusi melalui aspek-aspek pelayanan sosial dengan optimalisasi pelaksanaan kegiatan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi).
Harry juga mengatakan bahwa saat ini, dimana layanan Atensi berbasis residensial atau layanan dalam balai bagi penyandang disabilitas belum bisa dilaksanakan maksimal maka layanan Atensi berbasis keluarga dan komunitas yang harus lebih banyak dilaksanaan.
"Balai harus lebih proaktif tidak hanya menunggu rujukan dari masyarakat, maksimalkan SDM yang ada untuk melaksanakan Atensi bagi masyarakat khususnya penyandang disabilitas," tambah Harry.
Pada kesempatan ini pula, setelah kunjungan kerja di wilayah Semarang, Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara hadir di Balai Besar "Kartini" untuk melihat langsung proses rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual.
Menteri Sosial sangat mengapresiasi kerja seluruh pegawai Balai Besar "Kartini" Temanggung dalam melaksanakan pendampingan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual.
Menteri Sosial juga berkesempatan melihat produk-produk hasil karya penyandang disabilitas intelektual berupa batik ciprat, produk kerajinan tangan berupa tas, aksesoris lainnya. Batik ciprat yang dipamerkan produksi Sheltered Workshop Peduli (SWP) Giri Kasih Kabupaten Kulon Progo, Dadi Mulya Kabupaten Banjarnegara, Karya Barokah Kabupaten Wonogiri.
SWP ini adalah sentra produksi yang memberdayakan penyandang disabilitas dalam kegiatan ekonomi. SWP merupakan salah satu layanan ATENSI berbasis komunitas. Sebagai bentuk apresiasi dan dukungannya Menteri Sosial memborong kain batik ciprat buatan penyandang disabilitas intelektual untuk dibawa ke Jakarta.
Menteri Sosial juga mencoba beberapa alat okupasi seperti Peg Board Warna, Kotak Misteri, Holahop, Wooden Rings Colour, Papan Alur Kognitif. Alat alat tersebut pada intinya untuk melatih motorik halus, menstimulasi kemampuan persepsi dan kognisi, koordinasi mata dan tangan serta problem solving. Hal ini di maksudkan untuk membantu individu dengan masalah fisik, mental dan atau sosial melalui aktifitas yg bermakna dan bertujuan.
Menteri Sosial berpesan kepada seluruh pegawai untuk terus melanjutkan dedikasinya dalam memberikan pelayanan bagi penyandang disabilitas. "Bekerjalah dengan hati untuk kemanusiaan," pungkas Menteri Sosial.
Bagikan :