"Online Workshop Culinary Business", Terik Tahu Tempe

"Online Workshop Culinary Business", Terik Tahu Tempe
Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
David
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

JAKARTA (2 Mei 2021) - Kementerian Sosial bersama Pahlawan Ekonomi membahas Menu Terik Tahu Tempe di Online Workshop Culinary Business yang disampaikan oleh Herman Basuki selaku mentor, instruktur sekaligus koordinator klaster culinary business dan home industry, serta Chef Muji selaku Instruktur Produk Surabaya Hotel School, yang menunjukkan cara pembuatan menu terik tahu tempe kepada para penerima manfaat dan pelaku usaha lainnya di bidang Culinary Business

 

Terik Tahu Tempe adalah menu makanan tradisional khas Jawa Timur, khususnya di Malang. Terik berasal dari Bahasa Jawa, yang berarti Tunas. "Bahasa tersebut adalah istilah yang dipakai untuk makanan yang berasal dari Jawa Timur ini." Jelas Herman.

Cara pengolahan terik tahu tempe ini dijelaskan oleh Chef Muji, yaitu dengan cara bahan tahu dan tempe dibakar agar memiliki sensasi aroma dan rasa yang berbeda dengan tanpa melalui proses pembakaran. 

 

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat menu terik tahu tempe yaitu, tahu, tempe, jahe, lengkuas, ketumbar, merica bubuk, cabai rawit, cabai ijo, cabai merah, daun jeruk, daun salam, garam, gula, pasta atau bumbu dasar putih, santan, sereh yang sudah dipotong sepanjang 5cm, minyak dan air.

 

Dalam Online Workshop Culinary Business di Facebook Live Pahlawan Ekonomi, Chef Muji juga langsung mempraktikkan dan menjelaskan secara detail cara pengolahan terik tahu tempe kepada Penerima Manfaat dari Balai-balai milik Kemensos dan Pelaku Usaha dibidang kuliner.

 

Terik tahu tempe ini adalah makanan khas andalan leluhur atau sesepuh asli Malang khususnya, "orang-orang di tanah jawa pasti mengenal makanan terik tahu tempe, dari sensasi makanan ini setiap orang pasti ingat, terutama generasi milenial ini pasti akan menghargai hasil nenek moyang kita dulu" kata Chef Muji.

 

Rasa dari terik tahu tempe ini lebih dominan gurih, untuk rasa pedasnya sendiri dimasukkan beberapa biji cabai rawit. Makanan khas Malang ini, dari jaman para leluhur atau sesepuh tidak pernah menggunakan bumbu instan. "Karena dulu orang-orang Jawa Kuno sudah punya filosofi, makanan ini tidak perlu menggunakan bumbu penyedap, tetap bagaimana cara mengkomposisikan bahan-bahan tersebut menjadi rasa gurih ataupun pedas", jelas Chef Muji.

 

Diakhir Online Workshop Culinary Business, Chef Muji juga memberikan informasi mengenai harga dari setiap bahan yang akan diolah untuk menjadi menu terik tahu tempe. Produk dari menu tahu tempe ini sangat memadai, karena harga dari setiap bahan-bahan yang diperlukan tidak terlalu tinggi dan masih bisa terjangkau.

 

Online Workshop Culinary Business ini diikuti Kepala Balai, pegawai dan penerima manfaat di Balai-balai Rehabilitasi Sosial milik Kemensos RI, serta para Pelaku Usaha bidang kuliner.

 

 

Bagikan :