BANDUNG (27 April 2024) - Di tengah tantangan hidup
yang berat, Hikmat Firdaus, Instruktur Shiatsu Sentra Wyata Guna
Bandung, memperlihatkan betapa keberanian dan keyakinan diri bisa mengubah
segalanya. Setelah kehilangan sebagian penglihatannya akibat meningitis, banyak
yang mengira impian dan harapannya pupus. Namun, Hikmat menolak untuk menyerah
pada keterbatasannya.
“Saya percaya, ketika satu pintu
rejeki lain ditutup, Allah bukakan pintu-pintu rejeki lainnya,” kalimat itu
dilontarkan Hikmat saat ditanya proses yang ia jalani untuk melanjutkan hidup.
Efek samping paska operasi meningitis membuat Hikmat kehilangan penglihatan
total di mata kiri dan 5-10% persentase melihat di mata kanan.
Kebahagiaan masa remajanya
terenggut. Pendidikan yang tengah ia jalani di sebuah kampus ternama kota
Bandung harus dihentikan.
Hikmat sempat menolak disebut
netra, karena optimis bisa kembali pulih setelah menjalani berbagai macam
pengobatan alternatif.
Perlahan, Ia mulai menerima
keadaan dan mencari cara untuk hidup mandiri. Berbekal informasi dari temannya,
Hikmat akhirnya mengikuti pelatihan pijat Shiatsu bagi disabilitas Sensorik
Netra di Sentra Wyata Guna. Selain Shiatsu, selama tiga tahun ia mendapatkan
pelatihan pengelolaan panti, manajemen pengelolaan terapis dan pasien, hingga
kesempatan magang. Tidak menyangka, masuknya Hikmat ke Sentra Wyata Guna
Bandung berhasil mengubah hidupnya.
Di tahun 2006, Hikmat memulai
kariernya sebagai pengusaha dan terapis Pijat Shiatsu “Paradise” di
Cimahi. Selama 18 tahun berdiri, usaha Pijat Shiatsu “Paradise” tidak
hanya meningkatkan perekonomian Hikmat dan keluarga. Mantan mahasiswa Teknik
Kimia ini mengungkapkan, setiap bulan ia menerima sebanyak 600 sampai 700
pasien, sehingga ia bisa kantongi 20 sampai 22 juta perbulan berkat usaha ini.
Di sisi lain, 9 terapis sensorik netra yang ia rekrut juga mendapatkan
penghasilan bersih sekitar 3-4 juta perbulannya.
“Kira-kira perbulan ada 600-700
pasien yang masuk. Kalau dirata-rata, 1 terapis bisa menangani 60 pasien
perbulan. 1 orang bisa dapat 3-4 juta perbulan, itu sudah bersih dan belum
termasuk tip,” ungkap Hikmat.
Berkembangnya usaha pijat
Shiatsu yang dikelola, tidak membuat Hikmat pelit ilmu. Ia bahkan membuka
kesempatan bagi penyandang disabilitas sensorik netra yang mau belajar shiatsu
melalui Sentra Wyata Guna maupun secara personal.
Harapannya, di tengah persaingan kerja yang sulit,
akan banyak teman-teman sensorik netra yang bisa bekerja dan memiliki
perekonomian mandiri.