Penulis :
Alif Mufida Ulya (OHH Ditjen Linjamsos)
Editor :
Alek Triyono (OHH Ditjen Linjamsos) ; Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
MAUMERE (22 Juni 2021) – Di tengah upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda bencana Badai Siklon Tropis Seroja beberapa waktu lalu, Kementerian Sosial memperkuat mitigasi bencana daerah dengan meningkatkan kompetensi terhadap 311 Taruna Siaga Bencana (Tagana) NTT.
Kegiatan ini dilakukan setelah kunjungan Menteri Sosial, Tri Rismaharini beberapa kali ke sejumlah wilayah terdampak di Provinsi NTT dan menginstruksikan jajarannya untuk memfasilitasi pelatihan Tagana.
“Beliau melihat kawan-kawan Tagana NTT belum begitu siap menghadapi bencana yang terjadi saat itu sehingga beliau meminta kami memfasilitasi pelatihan semacam ini,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Pepen Nazaruddin, saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Tagana NTT untuk tiga lokasi secara virtual, Senin (21/6).
Ia lantas meminta komitmen segenap Tagana NTT yang terlibat untuk mengikuti pelatihan dengan baik. "Saya ingin semuanya bersungguh-sunguh. Tunjukkan bahwa kawan-kawan memang siap menghadapi bencana di wilayah NTT," pintanya.
Pendidikan dan pelatihan kepada Tagana NTT yang dilangsungkan selama empat hari (21 s.d 24 Juni 2021) ini dipusatkan di tiga lokasi yaitu Maumere, Kabupaten Sikka dengan 160 Tagana, Naibonat, Kabupaten Kupang dengan 111 Tagana, dan Waingapu, Kabupaten Sumba Timur dengan 40 Tagana.
Pertama Kali di Indonesia
Sementara itu, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), M. Safii Nasution, menyampaikan bahwa peningkatan kompetensi kepada Tagana, khususnya di Provinsi NTT, ini merupakan kali pertama. “Ini adalah pelatihan yang baru pertama kali di Indonesia kami laksanakan,” kata dia.
Ia menegaskan peran Kemensos terhadap bencana tidak berhenti pada saat terjadi bencana saja. “Kami tidak hanya hadir di fase tanggap darurat, tapi juga di pasca bencana. Kami, beserta jajaran yang lain, ikut memikirkan bagaimana teman-teman Tagana di NTT bisa siap menghadapi bencana berikutnya,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, dikatakan Safii, Tagana NTT akan diperdalam ilmu dan skill mereka akan sejumlah materi peningkatan kompetensi, mulai dari Manajemen Posko, Shelter, Logistik, Dapur Umum, Layanan Dukungan Psikososial (LDP), Rescue, Kesamaptaan, sampai Simulasi.
“Bagaimana manajemen posko, kalau terjadi bencana bagaimana koordinasi, bagaimana manajemen shelter, dapur umum, LDP, bagaimana menyelamatkan diri, vertical rescue, dan sebagainya,” terangnya.
Pelatihan ini menghadirkan instruktur dari berbagai unsur, seperti Tagana Utama, Tagana Center, Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI dan Vertical Rescue Indoensia (VRI). Selain itu, Pokja sub Klaster Nasional Peningkatan Kapasitas juga turut diundang untuk memperkaya pemahaman Tagana NTT dalam kebencanaan.
Bagikan :