Penulis :
Alif Mufida Ulya (OHH Ditjen Linjamsos)
Editor :
Alek Triyono (OHH Ditjen Linjamsos);Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
JAKARTA (18 Juni 2020) - Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Pepen Nazaruddin mengakui keberadaan Tagana sebagai andalan dalam menangani masalah kebencanaan.
"Tagana akan selalu diandalkan, ini menunjukkan Tagana mempunyai peran penting," ujar Pepen pada rapat kerja multisektor di Bogor, Rabu (17/6).
Ke depan, lanjut Dirjen, posisi Tagana tetap sebagai frontliner dalam hal penanganan bencana, baik alam maupun sosial, seperti sekarang ini, sehingga hal ini membuktikan betapa pentingnya peran Tagana.
Hal itu tidak terlepas dari peran serta Tagana dalam upaya penanganan wabah COVID-19 beberapa waktu terakhir. "Tiga bulan belakangan ini, kita fokus menangani jaring pengaman sosial, termasuk di dalamnya peran para Tagana Indonesia yang luar biasa," puji dia.
Pepen menyoroti keterlibatan Tagana, mulai dari Bhakti Sosial, penyaluran sembako, penyemprotan disinfektan, hingga pembagian masker di seluruh wilayah yang dilakukan personel Tagana Indonesia.
"Kami sering menerima laporan dari grup Tagana di setiap provinsi yang melaksanakan kegiatan itu, dan Pak Menteri sangat mengapresiasi atas apa yang dilakukan Tagana," papar Pepen.
Songsong Era 'New Normal'
Rapat kerja multisektor dalam rangka kesiapsiagaan bencana di masa pandemi COVID-19 diawali dengan kegiatan lintas alam guna meningkatkan daya tahan tubuh.
"Ini kegiatan lintas alam dalam suasana pandemi COVID-19 dengan kerangka new normal, menuju tatanan kehidupan yang baru," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), M. Syafi'i Nasution.
Kegiatan lintas alam mengambil lokasi dengan medan naik turun di sekitar area Tagana Center, Sentul, Bogor. Syafi'i menuturkan bahwa peningkatan daya tahan tubuh menjadi perhatian tersendiri.
"Kita ingin meningkatkan imunitas tubuh agar semakin kuat sehingga kita tidak mudah tertular ataupun berpotensi menularkan virus kepada orang lain," bebernya mengungkap latar belakang diadakannya lintas alam.
Jadi, lanjutnya, ia bersama tim berjalan, menyusuri kampung, kemudian Bhakti Sosial itu dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh. Medan terjal dan panas terik tak sedikitpun menyurutkan langkah.
Ia mengaku kegiatan dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku di masyarakat, "Kita mematuhi protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak," tuturnya.
Ide ini kali pertama digagas oleh Direktorat PSKBA dengan melibatkan beberapa mitra kerja terkait. "Kita mengundang multisektor, mitra-mitra kita dalam penanggulangan bencana, seperti DFAT/Australia, ada juga Kopassus di Cijantung untuk peningkatan kapasitas Tagana Indonesia ke depan," terang Syafi'i.
Mitra kerja terkait yang tampak dalam kegiatan antara lain NGO untuk Disaster Risk Management dari Australia, Simon Field, Pabanda Komsos Ster Kopassus, Mayor Inf. Ferry Mulyawan, hingga Vice President of Mandiri, Puri Ranti Minasti. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Rustandi, juga tampak hadir di tengah kegiatan.
Tak cukup hanya menyusuri kampung, lintas alam juga disertai agenda penyaluran bansos sembako. Sebanyak 1.093 paket sembako diserahkan untuk warga Desa Hambalang melalui Kepala Desa setempat.
Sebagaimana tugas dan fungsi yang diemban Kementerian Sosial untuk memberikan perlindungan sosial kepada warga terdampak bencana, dalam hal ini pandemi COVID-19, maka masyarakat prasejahtera dengan penghasilan rendah berhak mendapat bansos.
Sebagaimana tugas dan fungsi yang diemban Kementerian Sosial untuk memberikan perlindungan sosial kepada warga terdampak bencana, dalam hal ini pandemi COVID-19, maka masyarakat prasejahtera dengan penghasilan rendah berhak mendapat bansos.
"Jumlah tersebut berdasarkan usulan dari Kepala Desa untuk warganya yang terdampak. Meski mereka tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), namun sesuai dengan aturan berlaku yang ditetapkan Kemensos, mereka berhak atas bansos sembako lantaran tinggal di daerah penyangga ibukota," pungkasnya.
Bagikan :