Penulis :
Humas Dit. Penyandang Disabilitas
Editor :
Aryokta Ismawan
Penerjemah :
Intan Qonita N
JAKARTA (20 Maret 2021) - Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial RI, Eva Rahmi Kasim hadir dalam peringatan acara World Down Syndrome Day (Hari Down Syndrom Sedunia) yang diselenggarakan oleh Komunitas Peduli Down Syndrome (KPDS) dan Oxone Indonesia.
Hari Down Syndrome Sedunia yang diperingati setiap tanggal 21 Maret ini merupakan kesempatan tahunan bagi Down Syndrome global untuk saling terhubung dengan berbagai ide, pengalaman, pengetahuan, memberdayakan satu sama lain, mengadvokasi dan menjangkau perubahan positip persamaan hak bagi Down Syndrome.
Eva Rahmi Kasim menyampaikan bahwa Down Syndrome termasuk dalam ragam disabilitas intelektual. Down Syndrome adalah kondisi gangguan fungsi fisik dan intelektual anak yang disebabkan oleh abnormalitas kromosom. Kementerian Sosial melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Penyandang Disabilitas memberi dukungan bagi keluarga yang memiliki anak dengan Down Syndrome.
"Anak Down Syndrome titipan Tuhan kepada orang tua istimewa yang dipilihNya, karena Tuhan punya rencana yang terbaik untuk mereka. Di tangan orang tua hebat yang terus menerus memperhatikan tumbuh kembang anaknya, melakukan perawatan dan pengasuhan terbaik bagi anak, memberikan kesempatan yang sama seperti anak yang lain untuk beraktifitas, bakat-bakat terbaik anak terus digali, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang serta aktif seperti anak-anak lainnya," jelas Eva.
Lebih lanjut, Eva mencontohkan Stephanie Handoyo (Fani) yang sejak lahir mengalami Down Syndrome tetapi dapat tumbuh dan berkembang seperti anak lainnya. Fani bahkan memiliki segudang prestasi di tingkat internasional yang belum tentu dapat dicapai bahkan oleh anak non Down Syndrome.
Eva menyebut Fani selain pemegang medali emas olah raga renang Special Olympic, juga opembawa obor Oliympiade London beberapa tahun lalu dan sebagai Duta Remaja Dunia. Selain itu, Fani juga memiliki kemampuan handal sebagai pemain piano yang sudah diundang dalam berbagai konser musik Dunia dan juga pandai memasak serta segudang prestasi lainnya.
Hal itu tidak lepas dari pengasuhan seorang ibu, yaitu Ibu Maria yang dengan telaten mencari dan berupaya melakukan hal yang terbaik bagi Fani. Tidak hanya itu, Mama Fani juga membentuk Komunitas Peduli Down Syndrome (KPDS) untuk saling berbagi informasi dan menguatkan serta mengadvokasi kepentingan-kepentingan anak Down Syndrome.
"Kementerian Sosial menyampaikan terimakasih kepada para pihak yang telah berupaya untuk selalu meningkatkan kepeduliannya terhadap Down Syndrome. Mereka datang dari dunia usaha, orang tua, keluarga, dan komunitas seperti KPDS", ujar Eva.
Kehadiran komunitas seperti KPDS sangat dibutuhkan sebagai wadah berbagi informasi tentang apa, kenapa dan bagaimana menghadapi anak Down Syndrome sehingga bisa saling menguatkan. Selain itu, dengan adanya KPDS juga sebagai upaya mewujudkan jejaring dalam usaha menumbuhkan bakat istimewa anak Down Syndrome di segala bidang.
Dalam kesempatan ini, Eva juga menyampaikan bahwa vaksin Covid-19 khusus Penyandang Disabilitas untuk wilayah DKI Jakarta telah disiapkan oleh Kementerian BUMN. "Silakan mengirimkan data lengkap Penyandang Disabilitas beserta jenis ragam disabilitas secara kolektif kepada Kemensos", jelas Eva.
Turut hadir dalam acara hari ini, Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Elvi Hendrani yang mengungkapkan peringatan Hari Down Syndrome Sedunia 2021 di tengah pandemi Covid-19 ini harus dilaksanakan secara virtual.
"Melalui peringatan ini diharapkan memberikan arti bahwa dunia peduli terhadap Down Syndrome. Dan juga meyakinkan masyarakat tentang bakat istimewa yang kalian miliki membutuhkan pendampingan agar tidak ada lagi anak berkebutuhan khusus yang terabaikan", kata Elvi.
Maria Yustina, mewakili KPDS menghimbau bagi semua lapisan masyarakat untuk terus menumbuhkan semangat anak-anak berkebutuhan khusus. "Anak-anak Down Syndrome membutuhkan tuntunan dan dukungan penuh dari keluarga dan lingkungan di sekelilingnya. Banyak orang tua mereka yang berusaha gigih tak pernah putus asa demi mencapai kemajuan," tutur Maria.
Peringatan Hari Down Syndrome yang mengambil tema "Donut Never Give Up" ini dimeriahkan dengan acara Hands On Baking Loukoumades (membuat kue donat tanpa ulen) secara virtual yang diikuti oleh anak bersama keluarganya.
Acara Live pembuatan kue donat yang dipandu oleh Chef Diana Cahya, Jesslyn Lim dan Stephanie Handoyo dipilih karena meskipun memasak memerlukan ketelitian dan ketekunan, namun anak-anak Down Syndrome ternyata dapat melaksanakannya dengan antusias. Adapun kue donat sebagai menu pilihan karena dianggap mudah dan banyak disukai anak-anak.
Diharapkan dengan terlibat langsung dalam pembuatan kue donat ini, anak Down Syndrome merasa percaya diri bahwa kita bisa dan mampu melaksanakan aktivitas serta berprestasi sebagaimana anak lainnya.
Bagikan :