Perkuat ATENSI, Loka "Meohai" Koordinasi untuk Tentukan Layanan
Penulis :
Humas Loka Meohai Kendari
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
KENDARI (15 Oktober 2020) - Masih di tengah pandemi COVID-19, Kementerian Sosial melalui Loka Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (LRSPDSRW) "Meohai" Kendari atau yang lebih familiar dengan sebutan Loka "Meohai" Kendari tak tanggung-tanggung menerjunkan 24 personilnya guna menyambangi delapan daerah Kabupaten/Kota, melakukan Koordinasi dengan beberapa Dinas Sosial terkait untuk penentuan Model Layanan Disabilitas yang akan diterapkan di 2021 mendatang.
Sebagai Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kementerian Sosial, Loka "Meohai" yang berada di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial perlu berbenah diri menyiapkan konsep layanan jitu di tahun 2021 mendatang. Layanan jitu tersebut adalah Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) terhadap penyandang disabilitas khususnya disabilitas sensorik rungu wicara. Program ATENSI meliputi Layanan Berbasis Keluarga, Layanan Berbasis Komunitas dan Layanan Berbasis Residential. Ketiga bentuk layanan tersebut dipandang perlu disosialisasikan ke daerah-daerah untuk dipahami implementasinya sehingga program ATENSI mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Pada tanggal 11 Oktober sampai dengan tanggal 14 Oktober 2020, sebanyak 3 petugas kesejahteraan Sosial Loka "Meohai" Kendari menyambangi kantor Dinas Sosial Kabupaten Takalar guna melakukan koordinasi terkait Penentuan Model Layanan yang akan dikembangkan di Kabupaten Takalar 2021 mendatang. Namun pada kesempatan tersebut Petugas juga menghimpun data disabilitas rungu wicara yang ada di Kabupaten Takalar. Berdasarkan data yang ada, 3 diantaranya telah menyatakan bersedia untuk mendapatkan layanan ATENSI berbasis residential di Loka "Meohai" Kendari.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Takalar Muhammad Ridwan T, SE., MM saat menyambut petugas Kesejahteraan Sosial Loka "Meohai" Kendari, menyatakan dukungannya terhadap program tersebut.
“Saya sangat mendukung program yang dicanangkan oleh Loka "Meohai" Kendari, apalagi pemberian Layanan Berbasis Loka tentunya akan lebih baik manfaatnya bagi penyandang disabilitas rungu wicara. Terutama pemberian keterampilan yang kelak akan menjadi modal mereka di masyarakat” ungkap Muhammad Ridwan.
Sebelumnya pada tanggal 5 sampai dengan 8 Oktober 2020, sebanyak 3 petugas Loka "Meohai" menyisir 3 wilayah Kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur yang meliputi Kecamatan Lambadia, Aere dan Dangia. Petugas berhasil melakukan asesmen komprehensif terhadap 20 penyandang disabilitas sensorik rungu wicara yang tersebar di 17 desa.
Berdasarkan data yang telah terasesmen, diperoleh sebanyak 3 calon Penerima Manfaat yang bersedia untuk mendapatkan Layanan ATENSI Berbasis Residential, sedangkan yang lainnya sedang dalam verifikasi penentuan model layanan yang layak untuk diberikan. Pihak Pemerintah Daerah dalam hal ini, Dinas Sosial Kabupaten Kolaka Timur melalui Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Hasma Nur Sri Jayati menyatakan sambutan hangatnya terhadap petugas Loka "Meohai" atas kesungguhannya menyambangi warga disabilitas Kolaka Timur dari rumah ke rumah.
“Saya sangat menyambut dan mendukung petugas Loka "Meohai" yang hendak berkoordinasi dengan kami terkait pemberian pelayanan ATENSI terhadap disabilitas khususnya rungu wicara di Kolaka Timur ini. Apabila dibutuhkan, maka kami siap membantu dengan mendampingi petugas Loka "Meohai" ke pelosok-pelosok desa di Kolaka Timur ini," pungkas Hasma Nur.
Selain Takalar dan Kolaka Timur, petugas Loka "Meohai" juga melakukan koordinasi ke 5 wilayah kabupaten lainnya di Sulawesi Tenggara yakni Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Luwu Utara di Sulawesi Selatan.
Saat mengunjungi masyarakat, tentunya petugas kerap berbenturan dengan beberapa hambatan diantaranya penyandang disabilitas sensorik rungu wicara yang dimaksud tidak ada di tempat atau sedang bepergian ke daerah lain, serta sebagian masyarakat yang masih takut bertemu pendatang karena khawatir penularan virus COVID-19. Namun dalam menjalankan misinya, 24 petugas Loka "Meohai" tetap menerapkan protokol kesehatan.
Bagikan :