Sentra Wirajaya Kobarkan Semangat untuk Bangkit bagi Sitim

  • Sentra Wirajaya Kobarkan Semangat untuk Bangkit bagi Sitim
  • b30149be-7f40-4c09-9a69-18754b268994

Penulis :
Iin Saputri
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Intan Qonita N

MAKASSAR (22 Mei 2023) - Sentra Wirajaya melaksanakan upacara bendera dalam rangka peringatan ke-115 Hari Kebangkitan Nasional pada Senin 22 Mei 2023. Kegiatan ini dipusatkan di lapangan upacara Sentra Wirajaya Pettarani, Makassar.

Adapun tema Harkitnas tahun ini adalah "Semangat untuk bangkit". Dalam naskah pidato Menteri Komunikasi dan Informatika yang dibacakan oleh Kepala Subbagian Tata Usaha Sentra Wirajaya selaku pembina upacara, Bambang Trihartono, seluruh elemen masyarakat diajak untuk memaknai Harkitnas sebagai momentum untuk bangkit dari krisis di berbagai bidang yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.

"Di masa ini, di saat kemerdekaan telah kita raih, barisan perjuangan kita harus tetap rapat, erat, dan terus maju bergerak mengobarkan api semangat untuk bangkit demi mewujudkan Indonesia Emas 2045." Demikian salah satu imbauan dalam naskah tersebut.

Semangat untuk bangkit ini juga bertalian erat dengan telah dicabutnya secara resmi status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global untuk COVID-19 oleh WHO pada 5 Mei yang lalu.

"Selama 3 tahun terakhir, di tengah kekurangan, tantangan, dan masalah yang kita hadapi bersama, barisan perjuangan rakyat Indonesia terbukti tetap erat dalam melaksanakan penanganan pandemi COVID-19 sekaligus untuk memulihkan perekonomian bangsa. Hal ini menjadi momentum untuk memaknai Hari Kebangkitan Nasional ke-115 ini sebagai upaya membangun semangat kebangsaan untuk bangkit pasca pandemi."

Ada yang unik dalam upacara peringatan Harkitnas di Sentra Wirajaya kali ini. Salah seorang penerima manfaat (PM) bernama Sitim Carisma Sineri, penyandang disabilitas fisik pengguna kursi roda, dilibatkan sebagai petugas pengibar bendera Merah Putih. Ini pengalaman pertama baginya memegang bendera.

"Ini pertama kalinya saya pegang bendera selama hidup," ujarnya sumringah. Anak keempat dari delapan bersaudara asal Kepulauan Yapen, Papua, ini mengaku sempat gugup menjelang upacara. "Saya takut salah, tadi malam saya baru bisa tidur jam 2," lanjut remaja 19 tahun yang terlahir tanpa kaki ini.

Meski demikian, Sitim akhirnya dapat melaksanakan tugas dengan baik. "Saya senang dan bangga. Ini pengalaman berharga buat saya."

Menurut ketua pokja Residensial Sentra Wirajaya, Yakub Abdullah, pelibatan PM dalam kegiatan seremonial nasional seperti ini bukan pertama kalinya di Sentra Wirajaya.

"Setiap tahun kami memang akan melibatkan PM dalam kegiatan resmi semacam ini. Tujuannya selain memberi kesempatan untuk berkembang, juga sebagai terapi mental agar lebih percaya diri karena tampil di depan umum, sekaligus belajar bekerja sama dalam tim," imbuhnya.

Melalui kepercayaan dan kesempatan yang diberikan untuk berpartisipasi  dalam berbagai kegiatan, diharapkan para PM memiliki semangat yang lebih besar untuk bangkit dari keterpurukan yang sempat mereka alami sebelum ditangani oleh Kementerian Sosial.

Bagikan :