Tanggap Darurat Gempa, Balai Lansia “Gau Mabaji” Gowa Terjun ke Majene dan Mamuju

  • Tanggap Darurat Gempa, Balai Lansia “Gau Mabaji” Gowa Terjun ke Majene dan Mamuju
  • IMG-20210123-WA0022
  • IMG-20210123-WA0024
  • IMG-20210123-WA0025

Penulis :
Humas Gaumabaji Makasar
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Intan Qonita N

MAJENE (16 Januari 2021) - Balai Lansia “Gau Mabaji” di Gowa melakukan respon tanggap darurat bencana gempa di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dengan terjun langsung ke lokasi bencana.

Sebelumnya, pada hari Jum’at (15/01) terjadi gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang terjadi pukul 02.28 WITA. Pusat gempa berada di 6 kilometer timur laut Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Getaran gempa, terasa hingga Kabupaten Mamuju, Kota Makassar, hingga Kota Palu.

Berdasarkan informasi tersebut, Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, menerjunkan tim respon kasus tanggap darurat bencana. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial di Provinsi Sulawesi Selatan adalah tiga Balai dan dua Loka, yaitu Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (BRSLU) "Gau Mabaji" di Gowa, Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (BRSPDF) Wirajaya Makassar, Balai Rehabilitasi Sosial Anak Membutuhkan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Toddopuli Makassar, Loka Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza (LRSKPN) Pangurangi Takalar, dan Loka Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV (LRSODHIV) Pangurangi Takalar.

Selain itu turut serta UPT di Sulawesi Tengah yaitu Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas intelektual (BRSPDI) Nipotowe Palu.

Wahidin, Kepala Balai Lansia “Gau Mabaji” di Gowa yang turut langsung terjun ke lokasi menyampaikan kesulitan medan yang ditempuh untuk mencapai lokasi terdampak bencana.

“Tim Balai berangkat dari Kota Makassar menuju lokasi bencana menempuh perjalanan puluhan kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih sekitar 16 Jam untuk menuju lokasi bencana dikarenakan kondisi cuaca yang buruk dan juga rusaknya akses jalan akibat gempa yang menyebabkan terjadinya tanah longsor di jalan Poros Majen Mamuju,” ujar Didin.

Perjalanan dari Kota Makassar menuju Kabupaten Majene yang biasanya dapat ditempuh dalam 7 jam, kini menjadi dua kali lipat dikarenakan tim respon tanggap darurat harus melalui kecamatan terparah terdampak gempa di Kabupaten Majene yaitu Kecamatan Malunda dan tiga Kecamatan di Kabupaten Mamuju yaitu Kecamatan Tapalang, Mamuju, dan Simboro.

Sesampainya di lokasi terdampak bencana, Tim respon tanggap darurat dari masing-masing Balai dan Loka memberikan bantuan berupa kebutuhan dasar serta bantuan khusus bagi tiap kluster penerima manfaat yang ditangani.

Bantuan yang diberikan diserahkan kepada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat dan di kumpulkan di Posko Utama milik Dinas Sosial. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadinya penjarahan dan mengindari adanya pembagian bantuan yang tidak merata. Sejumlah 10 orang di Posko Utama terdampak bencana mendapatkan pelayanan dan bantuan dari Balai Lansia “Gau Mabaji” Gowa.

Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat, Suwaruh menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi atas bantuan yang diberikan.

"Bantuan yang diberikan akan kami kumpulkan di Posko Utama untuk selanjutnya distribusikan ke titik-titik krusial yang memerlukannya. Kami juga sangat mengapresiasi tingginya semangat Bapak dan Ibu sekalian untuk membantu sesama sehingga bantuan ini dapat sampai disini melalui medan yang cukup berat,” ujar Suwaruh.

Kekompakan yang diberikan oleh UPT Ditjen Rehsos di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenagh ini merupakan bukti adanya kepedulian untuk berbagi dan turut berempati atas musibah Gempa yang terjadi di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
Bagikan :