Penulis :
Humas Balai "Meohai" Kendari
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Ferenia Febi A; Karlina Irsalyana
PALU (17 Juli 2020) - Setelah 6 bulan Pandemi COVID-19 memporak-porandakan tatanan ekonomi dunia, Loka "Meohai" Kendari Kementerian Sosial mengambil langkah dengan menyambangi beberapa wilayah jangkauannya. Salah satunya adalah Kota Palu yang belum lama ini digulung tsunami dan likuifaksi Petobo pada 2018 lalu, harus menerima kenyataan pahit dengan menjalarnya Pandemi COVID-19 yang menggurita mencarut-marutkan ekonomi masyarakat di Kota Palu. Alhasil, ditemukan 5 penyandang sensorik rungu wicara yang memiliki usaha berujung gulung tikar akibat Pandemi COVID-19.
Kelima penyandang rungu wicara tersebut antara lain, Wahyuni dengan usaha jualan makanan dan kue olahan praktis terhenti akibat Pandemi COVID-19, Yasin dengan usaha percetakannya yang mulai merangkak maju porak-poranda dibuat oleh COVID-19, Rena yang memiliki usaha Menjahit tak lagi dijumpai pelanggannya, Oce yang memiliki kios pangkas rambut tak lagi beroperasi, serta Yogi yang memiliki usaha serupa dengan Wahyuni yakni jualan makanan olahan tak lagi berproduksi.
Bisa jadi musibah beruntun yakni trauma tsunami dan likuifaksi Petobo 2 tahun lalu, disusul Pandemi COVID-19 di 2020 ini mengajarkan arti sebuah kesabaran bagi kelima rungu wicara tersebut. Beruntung mereka masih memiliki keluarga yang menjadi tambatan hidup mereka di tengah sulitnya ekonomi yang diporak-porandakan COVID-19.
Sebagai UPT di Kementerian Sosial RI, Loka "Meohai" Kendari dengan Mottonya "Kami Selalu Hadir untuk Rungu Wicara" benar-benar membuktikan diri untuk hadir dihadapan kelima rungu wicara tersebut. Tim dari Loka "Meohai" melakukan asesmen dan memberi dukungan psikososial dengan memotivasi agar tetap bersabar ditengah Pandemi COVID-19 ini.
Budi Sucahyono sebagai Kepala Loka "Meohai" Kendari mengatakan bahwa pihaknya akan menggandeng instansi/lembaga terkait termasuk Usaha Kecil Menengah (UKM) guna mencari solusi bagi beberapa penyandang disabilitas sensorik rungu wicara yang ekonominya terdampak COVID-19.
"Untuk saat ini, tim kami dari Loka "Meohai" Kendari baru menemukan 5 penyandang rungu wicara yang ekonominya terdampak COVID-19, tidak menutup kemungkinan masih banyak rungu wicara lainnya di sekitaran Kota Palu yang memiliki nasib serupa" Tutur Budi.
"Oleh karena itu, kami berupaya sekuat tenaga agar terus melakukan pendataan di lapangan untuk mencari penyandang rungu wicara lainnya, serta akan melakukan upaya dengan menggandeng pihak-pihak terkait guna mencari solusi bersama, mengadvokasi rungu wicara tersebut. Sebab tanggung jawab ini bukan hanya tanggung jawab Loka "Meohai" saja , melainkan tanggungjawab semua pihak yang terkait sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas," jelas Budi.
Lebih lanjut Budi Sucahyono menambahkan bahwa Loka "Meohai" Kendari selaku UPT yang mengemban tugas dari Kementerian Sosial untuk menangani rungu wicara akan terus berupaya melakukan usaha jangka panjang dengan menggandeng UKM untuk turut berpartisipasi mewujudkan kesejahteraan sosial bagi setiap anak bangsa dengan membuka lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas rungu wicara.
Selain di Palu, tim Loka "Meohai" kedepannya juga akan menyambangi daerah lain, menembus batas demi menemukan penyandang disabilitas rungu wicara yang membutuhkan uluran tangan. Uluran tangan yang mereka butuhkan bukan hanya berupa bantuan sosial melainkan atensi sosial yang bermuatan edukasi psikososial atau motivasi yang mampu membangkitkan kepercayaan diri mereka.
Bagikan :