Penulis :
Humas Balai Anak Handayani Jakarta
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Intan Qonita N
JAKARTA (30 Maret 2021) – Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Balai Anak “Handayani” pagi tadi bertolak ke lokasi pengungsian korban terdampak Kebakaran Kilang Minyak Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Balai menurunkan pekerja sosial dan psikolog untuk memberikan layanan dukungan psikososial kepada warga terdampak, terutama anak-anak.
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini telah mengunjungi lokasi pengungsian di GOR Bumi Patra dan menyampaikan langsung bantuan logistik senilai total Rp 305.184.250 untuk penanganan dampak bencana kebakaran dan mendirikan dapur umum.
Tim LDP terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Indramayu yang diwakili oleh Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lansia, Abdul Kalim.
“Saat ini ada 5 desa yang terdampak, itu yang berada di radius 300 m sampai 1 km dari lokasi kilang. Saat ini belum ada laporan korban jiwa, tapi memang ada yang meninggal karena kaget dan serangan jantung,” ujar Abdul.
Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Balongan menyebabkan sedikitnya 6 orang mengalami luka berat, 29 orang luka ringan, dan lebih dari 900 orang mengungsi. Abdul mengatakan bahwa saat ini warga diungsikan di tiga titik.
“Ada 3 titik pengungsian yang telah disiapkan, ada di Pendopo Kabupaten, Masjid Islamic Center, dan GOR Bumi Patra. Warga mengungsi karna rumah nya rusak, kaca nya ada yang pecah, dan plafon nya ambruk,” sebutnya kepada Tim Balai Anak Handayani.
Setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial, Tim segera menuju GOR Bumi Patra untuk melakukan asesmen dan terapi psikososial.
“Kami sedang melakukan pendataan, sekaligus asesmen kepada anak-anak untuk mengetahui apakah ada indikasi trauma atau tidak. Saat ini kamu sudah melakukan asesmen kepada 92 anak,” jelas Psikolog Balai Anak “Handayani”, Fathimatuzzahroh Rahmah.
Ia mengatakan sejauh ini beberapa anak teridikasi mengalami trauma, dan sebagian lainnya tidak. Indikasi trauma tersebut seperti takut mendengar petir atau suara keras. Untuk mengurangi trauma ini, Tim Balai Anak “Handayani” juga telah memberikan terapi psikososial dengan mengajak anak bermain.
“Tadi anak-anak sudah kami ajak bermain agar mereka bisa melupakan sejenak situasi tidak menyenangkan yang mereka alami. Kami sudah siapkan beberapa recreational kit yang akan digunakan dalam proses terapi dan trauma healing,” lanjutnya.
Selanjutnya Fathima mengatakan Tim akan terus berada di pengungsian untuk melanjutkan asesmen dan memberikan dukungan psikososial berupa trauma healing dan terapi kepada warga terdampak, baik anak maupun orang tua.
Bagikan :