Penulis :
Humas "Rumbai" Pekanbaru
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
PEKANBARU (21 November 2020) - Penyebaran COVID-19 telah mengubah kehidupan kita dari berbagai macam aspek, tak terkecuali bagi penerima layanan. Balai Anak "Rumbai" Pekanbaru melakukan upaya menciptakan berbagai inovasi bersama Penerima layanan sehingga dapat menjawab kebutuhan dan tantangan layanan ke depan.
Art Therapy bagian dari Implementasi Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi penerima layanan berbasis residensial dengan pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan bagi Penerima Layanan yang sedang menjalani Rehabilitasi sosial di Balai Anak "Rumbai" Pekanbaru.
Terapi Seni (Art Therapy) sebagai salah satu media untuk menjaga kesehatan mental bagi Penerima layanan dengan cara-cara kreatif termasuk membuat karya seni. Balai Anak "Rumbai" Pekanbaru mengembangkan Art Therapy bagi Penerima Layanan dengan menciptkan produk lampu tidur hias dari Pipa paralon bekas, berbagai miniatur kerajinan dari besi bekas serta pembuatan Tanjak (ikat kepala khas melayu Riau).
Kepala BRSAMPK "Rumbai" Pekanbaru, Ahmad Subarkah mengungkapkan "Kegiatan Art Therapy ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan vokasional, menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta pemanfaatan waktu luang yang positif bagi Penerima Layanan," ungkapnya
Pembuatan lampu tidur dari Pipa Paralon bekas, pembuatan Tanjak dan Pembuatan miniatur dari besi menghasilkan miniatur piano, pompa minyak, gitar, Pot bunga shabby dan miniatur produk lainnya dilaksanakan dengan pendampingan dari pekerja sosial, instruktur, dan pembina lainnya serta melibatkan mahasiswa magang dari Universitas Islam Riau, Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Mahasiswa UIN Sultan Syarif kasim.
Yustisia selaku pekerja sosial menyampaikan Aktivitas seni dalam Art Therapy bukanlah hanya kegiatan untuk mengisi waktu luang, melainkan mempunyai dampak secara psikologis bagi yang melakukannya.
Selain itu Kegiatan Art Therapy bagi Penerima Layanan bukan hanya ditujukan sebagai wadah ekspresi diri, namun ketertarikan Penerima layanan melakukan kegiatan tersebut digerakkan oleh dorongan-dorongan alam bawah sadar yang membuat dorongan tersebut tersalurkan dengan tepat dan membuat diri Penerima Layanan menjadi lebih nyaman lagi, sehingga berdampak positif bagi pikiran emosi dan perilaku," ujar Yustisia
Penerima layanan terlihat sangat antusias ketika mengikuti setiap sesi kegiatan Art Therapy dan diharapkan selain dapat bermanfaat untuk diri penerima layanan dalam mengeksplorasi dan memahami diri, hasil Art Therapy ini menghasilkan produk dan mempunyai nilai jual sehingga menambah kepercayaan diri bagi Penerima layanan dengan produk karya seninya dihargai.
Bagikan :