KARAWANG BARAT (3 MEI 2021) – Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) menjadi salah satu ujung tombak dalam layanan kesejahteraan sosial di Indonesia. Mengacu pada Peraturan Menteri Sosial (Permensos) No 10 Tahun 2019, PSM merupakan SDM  kesos yang wilayah kerja di desa atau kelurahan dan berstatus sebagai relawan sosial.

 

Meski bekerja sukarela, PSM punya kontribusi yang besar dalam mengentaskan kemiskinan. Salah satu contoh konkretnya ada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kabid Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Karawang, Danilaga, menuturkan bahwa keberadaan PSM mampu mendukung berbagai program yang digencarkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).

 

Ia mengatakan, PSM ikut membantu keluarga tidak mampu untuk mendapat akses perbaikan rumah tidak layak huni, memastikan informasi Program Keluarga Harapan (PKH) diterima dengan baik oleh penerima manfaat, hingga membantu keluarga tidak mampu untuk menjadi bagian dari Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di perkotaan, perdesaan.

 

“Itu tidak terlepas dari peran PSM. PSM ikut serta di dalamnya. Ini (realisasi program) sejauh mana teman-teman PSM bisa bergerak cepat,” kata Danilaga, saat disambangi di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Karawang.

 

Danilaga mencontohkan, PSM bahkan turun langsung dalam proses pengantaran undangan bagi keluarga penerima manfaat (KPM) PKH. Di sisi lain, PSM pun memberikan jalan bagi keluarga tidak mampu untuk memperoleh layanan kesehatan.

 

“Kita fokus ke penanganan kemiskinan. Ini bercabang, tidak hanya pelayanan kesehatan, tapi pendidikan, juga termasuk peningkatan sosial ekonomi masyarakat tidak mampu,” tambahnya.

Sedikitnya, ada 927 orang PSM di Kabupaten Karawang, yang tersebar di 309 desa/kelurahan. Danilaga menyebut, jumlah tersebut sudah bisa membantu menangani permasalahan PPKS di wilayah tersebut.

 

Dalam kesempatan terpisah, Oop Sopia Husen yang merupakan salah satu PSM dari Kelurahan Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat, menceritakan kalau dirinya dan tim telah membantu banyak Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). “Kita (PSM) pun sama tidak mampu (secara ekonomi), tapi kita bisa membantu orang lain ya dengan tenaga. Minimal kita dalam tenaga,” ucapnya.

 

Ia mengenang, beberapa waktu lalu ada keluarga tidak mampu yang kesulitan dalam pembiayaan rumah sakit.

 

PSM, kata Sopia, turun langsung untuk berperan aktif membantu dan mendampingi mereka. Begitu pula ketika ada penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang membutuhkan bantuan.

 

“Di samping ngurus pasien, kita masih terpaku dengan pendataan sekarang. Pembaharuan data itu tetap kita lakukan. PSM banyak menjadi operator, input-input data. Itu kami paling cepat pulang dari kelurahan masing-masingpaling cepat tuh pulang jam 10 malam,” tandasnya.

 

Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI