JAKARTA (2 Februari 2024)Kementerian Sosial kembali mengadakan Workshop PENA. Kali ini digelar di Sentra “Handayani” di Jakarta. Ratusan peserta pelatihan tampak antusias mengikuti setiap kelas yang diadakan. 

Peserta terdiri dari 176 Pendamping Sosial, 67 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Graduasi dan 112 Penerima Manfaat Sentra “Handayani” di Jakarta. 

Workshop PENA bertujuan untuk memberikan penguatan pemberdayaaan KPM PENA Graduasi dan memberikan penguatan kapasitas pendamping sosial.

Terdapat 6 kelas yang telah dibagi oleh Kementerian Sosial berupa kuliner, kerajinan tangan, digital marketing, literasi keuangan, fotografi dan videografi, riset sederhana, serta branding dan packaging produk. Kegiatan berlangsung selama dua hari pada 1 - 2 Februari 2024 mulai pukul 08.00 - 16.00 WIB.

Kelas memasak diikuti oleh penerima manfaat Sentra “Handayani” di Jakarta. Peserta diajarkan membuat berbagai menu kue dan hidangan berat dengan resep yang mudah, seperti kue lapis legit, lapis Surabaya kukus, rawon, mie ayam dan soto. Peserta tampak antusias mempraktekkan tahap demi tahap menu yang dibuat. Peserta juga diajari untuk menata hasil masakan agar menarik.

Kelas kerajinan tangan, peserta yang juga penerima manfaat Sentra “Handayani” di Jakarta diajarkan membuat kotak tisu dari bahan karton yang kemudian dilapisi kulit pelepah pisang. Pelatihan ini sedikit berbeda karena memanfaatkan tumbuhan yang terkadang tidak pernah dipakai, tetapi bisa dimanfaatkan menjadi sebuah kerajinan. Peserta, yang kebanyakan merupakan anak-anak penerima manfaat dan didampingi oleh orang tua/pendamping, juga antusias membuat kerajianan tersebut. 

Sementara itu, KPM Graduasi mendapatkan pelatihan mengenai peluang untuk meningkatkan nilai jual produk-produk KPM, seperti cara branding dan packaging produk yang menarik, memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong KPM yang telah memiliki usaha untuk berani merambah pasar yang lebih luas.  

Pada kelas tata rupa, peserta dapat berkonsultasi langsung dengan ahli cara agar produk/usaha yang dimiliki dapat lebih naik kelas.

Nurhayati (35), warga asal Tangerang, menjadi KPM PKH sejak tahun 2013. Ia memiliki usaha warung untuk jualan berbagai gorengan, snack dan membuat kerupuk yang berjualan dari pukul 07.00 s.d 18.00 WIB di rumah. Memiliki penghasilan sekitar Rp300.000 per hari, Nurhayati melakukan konsultasi kepada tim tata rupa agar produknya lebih menarik lagi. 

“Tadi saya konsultasi terkait logo dan packaging makanan agar lebih menarik dan rapi karena selama ini belum ada. Saya juga berharap usaha saya lebih maju dan keuntungannya bertambah karena tampilannya sudah menarik,” ungkap Nurhayati

Selain pelatihan untuk KPM, terdapat juga pelatihan untuk pendamping sosial berupa riset dan pemasaran sederhana, digital marketing, fotografi dan videografi, serta literasi keuangan.

Dody Kusniady (45), TKSK dari Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, mengaku pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para pendamping yang nantinya ilmu yang diperoleh menjadi bekal untuk memberikan pendampingan kepada KPM sehingga bisa termotivasi untuk berwirausaha secara mandiri maupun kelompok. Materi yang diberikan dinilai sesuai dengan kondisi usaha saat ini.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI