MALANG (31 Oktober 2023) - Sejak diresmikan pada Agustus 2023, Klinik Usaha PENA (Pahlawan Ekonomi Nusantara) yang berlokasi di Kabupaten Malang telah memberikan berbagai manfaat bagi para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial Program Keluarĝa Harapan (PKH) dan sembako/BPNT yang ingin menaikkan daya jual produknya.
Di klinik PENA, para KPM dapat menimba ilmu pemasaran, keuangan, serta berkonsultasi tentang branding. Para KPM juga didorong untuk mengurus legalitas produk sehingga produk yang dimiliki dapat bersaing di toko swalayan dan pasar menengah ke atas.
Menteri Sosial Tri Rismaharini turun langsung memberikan motivasi bagi para KPM yang hadir di Malang, Selasa (31/10). Menurut Mensos, selain kualitas produk, legalitas usaha adalah faktor penting untuk pengusaha. Oleh karena itu, Kementerian Sosial mendorong para KPM untuk memiliki legalitas.
"Pada waktu awal kita memberikan pelatihan, ada 443 peserta. Saat ini sudah graduasi. Mereka yang minta keluar dari daftar penerima Bansos 135. Artinya mereka semakin mandiri," kata Mensos.
Mensos mengatakan, saat itu hanya dua usaha yang memiliki izin. "Sekarang hampir 90 persen sudah mempunyai izin," kata Mensos di hadapan media setelah menghadiri acara roadshow dan graduasi PENA Malang, Selasa (31/10).
Hingga saat ini, sebanyak 432 KPM sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), 51 KPM sudah memiliki sertifikat produksi pangan rumah tangga (PIRT), dan 110 orang sudah memiliki sertifikat halal.
Adapun PENA Malang Raya merupakan program kolaborasi yang diinisiasi oleh Kemensos bersama Bank Indonesia melalui anggota DPR RI Andreas Eddy Susetyo. Dikatakan Andreas, kemajuan PENA Malang Raya cukup pesat dan banyak KPM yang usahanya berkembang. "Saya tidak menyangka seperti ini perkembangannya. Intinya ada pada konsistensi dalan pendampingan," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor BI Perwakilan Malang Samsun Hadi menuturkan kolaborasi Kemensos dan BI dalam program PENA diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat keluarga. "Kita bersyukur ini memberikan manfaat bagi masyarakat. Menjadi lebih mandiri, lebih aktif, dan lebih berpartisipasi," ujarnya.
Dikatakan Samsun, potensi KPM bansos, dalam hal ini PKH dan sembako, sangat besar. Sedangkan melalui PENA, para KPM dapat mengakses ilmu tentang pemasaran dan ilmu lain untuk meningkatkan nilai produk mereka.
Salah satu KPM, Sumadi (43) mengatakan senang produknya kini memiliki kemasan baru dan unik. Pria yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH) ini memiliki usaha Marie Wijen. Pada Januari 2023, Sumadi menerima bantuan PENA yang ia gunakan untuk mengembangkan usahanya.
Sejak bergabung dengan PENA, pria asal Kota Batu ini telah mendapatkan konsultasi pemasaran dan keuangan. "Dulu kalau keuangan cuma catat keuntungan aja, tapi setelah mengikuti konsultasi, semua dicatat. Sekarang sudah mulai diterapkan ilmu-ilmunya," katanya.
Selain mendapat konsultasi, ia juga terdorong untuk mengurus perizinan. Terbukti, saat ini ia sudah memiliki NIB, PIRT, dan sertifikat halal. Menurutnya, adanya perizinan memudahkannya untuk memasukkan produknya ke toko swalayan. Saat ini pendapatannya sudah naik berkali lipat. Jika dulu, ia hanya bisa memasok produk seminggu sekali, saat ini sudah bisa dua kali dalam seminggu.