JAKARTA (5 September 2023) - Berjejer di atas meja, sejumlah bungkusan merah dengan desain rupawan. Warnanya cukup mencolok dari kejauhan.
Di dalam ruangan seluas 1.546 meter persegi, bungkusan merah yang disusun di meja paling ujung itu tampak menarik perhatian siapapun yang memandang.
“Mana yang udah dibuka? Saya mau coba,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini saat menghampiri meja tersebut dan mengamati deretan snack keripik dalam kemasan cantik bernuansa merah beberapa waktu lalu.
Alam -- seorang pelaku desain grafis dari studio desain Artempo -- pun membantu membukakan salah satu kemasan keripik untuknya.
“Eh, jangan disobek, nanti rusak,” kata Mensos mencoba menahan Alam agar tidak melanjutkan membuka kemasan yang masih tertutup rapat.
Yang membukakan pun menanggapi santai, “Nggak papa, Bu. ‘Kan memang dibawa kemari untuk dibuka. Ini bisa dibuka tutup, ada klipnya. Jadi, nanti setelah dibuka bisa ditutup lagi,” kata Alam.
“Oh, gitu ya? Bagus ini, kemasannya praktis,” kata Mensos memuji hasil karya sang desainer.
Mensos lantas mencicipi makanan ringan tersebut. “Enak ya,” ucapnya sesaat setelah menjajal keripik tersebut.
Risma pun menawarkan snack yang dipegangnya kepada jajarannya. “Hmm, ini enak. Terbuat dari apa tho?” katanya bertanya seraya memastikan apa yang baru dicobanya.
“Singkong, Bu,” jawab Susilawati – pemilik produk olahan keripik yang dicoba Risma.
Ya, kemasan cantik bernuansa merah itu berisi keripik singkong aneka varian. Produk dengan merk Serua Snack pada bagian muka itu merupakan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) milik Susilawati (41).
Warga asal Serua, Depok, Jawa Barat ini terdaftar sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2014. Sejak tahun itu, ia mencoba melakoni usaha makanan ringan berbahan dasar singkong.
Usahanya mulai serius ia kembangkan pada 2018 dengan berbagai varian, mulai dari cheese stick bawang, opak original, singkong mangleng, singkong sambel, hingga menjajal olahan keripik pisang.
Pada Desember 2022 lalu, Susi menerima bantuan dari program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). PENA membantunya mengembangkan usaha keripik yang telah menjadi sumber utama pendapatan keluarganya selama lima tahun terakhir.
“Alhamdulillah, program PENA sangat membantu saya. Saya semakin percaya diri mengembangkan usaha keripik dan mulai mengumpulkan tekad untuk berani melepaskan diri dari PKH,” kata ibu tiga anak ini.
Susi pun tidak menyangka kesiapannya mengundurkan diri dari kepesertaan PKH melalui event siap graduasi massal bersama PM PENA seluruh nusantara di Gedung Aneka Bhakti (GAB) Kementerian Sosial pada awal Agustus lalu, diganjar bantuan dalam bentuk lain, yakni konsultasi branding dan packaging untuk produknya dengan desainer kenamaan.
“Seneng banget ya, yang tadinya nggak tau apa-apa, nggak tau bakal dibantu sampai segininya juga. Udah mah dibantu program PENA, bantuan bahan dan lain-lain, dibantu desain kemasan, sampai bonnya juga dibikinin. Yang tadinya, saya pakai bon kosong, sekarang udah ada bon dengan branding usaha saya,” ujarnya.
Susi pun membandingkan branding produknya sebelum dan sesudah mendapat masukan dari desainer. “Sebelumnya, udah ada nama produknya, KUBE Serua Jaya. Dulu itu Kelompok Usaha Bersama, tapi sekarang udah nggak ada. Supaya lebih menarik dan menjual lagi di pasaran, akhirnya namanya diganti jadi Serua Snack,” katanya.
Begitu pun dengan kemasannya, tak luput dari sentuhan desain baru. Sebelumnya, produk keripik Susi hanya dikemas menggunakan plastik bening dan kertas sebagai penanda branding dan varian rasa.
“Sekarang dibikin lebih cakep lagi. Kemasannya diganti menggunakan standing pouch dengan zipper, berbeda warna setiap varian keripik. Saya mah udah OK banget sama desainnya, siap dipasarin lagi dengan kemasan lebih cantik,” ungkapnya senang.
Hadir dalam kemasan baru, ia pun berharap produknya memikat hati banyak penikmat dan pendapatannya meningkat. “Sebelumnya, omset satu bulan, kotornya sekitar Rp5-6 juta, tapi itu ‘kan dibelanjain lagi. Ya, semoga kemasannya semakin menarik minat dan penghasilannya semakin meningkat,” pungkasnya penuh harap.
Sejak kick off Graduasi PENA dilakukan pada 2 Agustus lalu, Kemensos berkolaborasi dengan organisasi independen desain grafis Tata Rupa Nusantara untuk memberikan coaching terhadap branding dan packaging 10 produk UMKM milik PM.
Dalam prosesnya, Tata Rupa Nusantara menggaet tiga studio desain, yakni Artempo, Jarjas Design, dan Suka Studio untuk membantu mendesain brand dan mengolah packaging.
Adapun, 10 dari 1.191 PM yang menyatakan diri siap keluar dari kemiskinan dengan usaha dan produk masing-masing, telah melakukan konsultasi secara berkala dengan desainer produk setiap minggu selama empat kali.
Pada pertemuan keempat yang berlangsung di GAB pekan lalu, ditetapkan hasil akhir branding dan desain kemasan produk, yang selanjutnya akan dipakai untuk dipasarkan.