SOLO (29 November 2023) – Waktu menunjukkan pukul 14 siang. Hujan rintik memberikan kesegaran bagi semesta. Tiga tahun lalu, saat pandemi Covid-19 melanda negeri telah mengubah sisi kehidupan umat manusia.
Dampak pandemi membuat roda ekonomi berhenti berputar, berbagai sektor usaha turut gulung tikar dan orang-orang yang menggantungkan hidupnya terpaksa dirumahkan tanpa uang pesangon yang mesti diterima.
Sedih dan rasa kecewa pun dirasakan betul oleh Indah. Kendati hanya sebagai pramusaji di sebuah tempat wisata dan harus berhenti padahal pendapatan setiap bulan menjadi tumpuan keluarga dan membatu suami.
“Situasi menyedihkan saat itu dan pandemi mengubah hidup saya karena terpaksa diberhentikan. Saat itulah saya cari cara apa yang harus dilakukan untuk membantu pendapatan suami dan keluarga,” ujarnya.
Pemilik nama lengkap Sri Indah Dwi Mulyani ini perlu waktu untuk memulai sebab sebelumnya menghabiskan hari-harinya untuk bekerja. Hingga suatu saat ia mencoba usaha katering mengingat ada peluang kerja sama dengan tempat-tempat wisata yang perlahan terus tumbuh.
“Memulai usaha katering bukan perkara mudah mengingat tidak memiliki pengalaman. Berbekal dengan dukungan suami, saya mencoba memasak dengan beberapa menu dan harga yang terjangkau pelanggan,” katanya.
Saat bekerja ia mendapakan upah Rp 1,3 juta perbulan dan saat kondisi tersebut ia tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
Melewati berbagai rintangan menjalani usaha katering, pelanggan dan pesanan terus berdatangan hingga pendapatan terus meningkat dan waktu bersamaan membuat kebutuhan peralatan tidak bisa hindari.
“Seiring usaha katering meningkat kebutuhan peralatan selama ini harus menyewa dan uangnya seharusnya jadi keuntungan. Lalu, setelah diasesmen mendapatkan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA),” ucapnya.
Berkat dukungan PENA, usaha katering semakin berkembang hingga pendapatan berkali-kali lipat yang sebelumnya tidak terbayang. Untuk mendukung usaha katering rumah pun berhasil disulap menjadi bagus.
“Hingga bulan ini, usaha katering perbulan beromzet lebih dari 10 kali lipat berkisar Rp 30-40 juta perbulan dengan pendapatan bersih 10 persen dan sudah cukup menutup kebutuhan keluarga,” ucap Indah.
Dengan pendapatan yang lebih dari cukup itulah, Indah berterima kasih kepada Kementerian Sosial melalui program PENA yang telah mensuport usaha katering dan ia menyatakan mandiri dari bantuan pemerintah.
“Dari bantuan peralatan saya tidak sewa lagi, usaha katering terus maju dan pendapatan meningkat, bisa membuka lapangan kerja bagi tetangga sekitar, serta memiliki waktu yang bisa diatur sendiri. Karena itu, saya pun mantap siap digraduasi,” katanya.