Instalasi air mampu sediakan air minum hingga 12.000 liter/hari atau 600 galon

KLUNGKUNG (18 Desember 2022) - Langkah Ketut Mulyani (41) terasa lebih ringan. Mulai pagi ini (18/12), ibu beranak tiga ini tak perlu lagi bolak balik ke kali (sungai) hanya untuk mencuci pakaian.

Mulai malam tadi (17/12) juga, Mulyani dan 6 anggota keluarga lainnya dalam satu atap, tak perlu menampung air hingga semalaman untuk bisa mandi esok paginya.

Problemnya akan air, kini terjawab sudah. Warga Desa Kasaman, Kecamatan Klungkung, Bali ini, bisa kembali mencuci di muka rumah. Mandi pun tak lagi perlu bersusah payah.

"Senang sekali, airnya sudah lancar. Sekarang, mau nyuci kapan pun, mau pagi, siang, sore juga bisa, ga perlu repot jalan dulu ke kali," kata Mulyani saat ditemui di rumahnya di kawasan Klungkung, Sabtu sore (17/12).

Sebelumnya, untuk mencuci baju saja, Mulyani harus berjalan sekitar 50 meter dari rumahnya dengan medan turunan menuju sungai. Termasuk, untuk mandi, dia harus lebih dulu menampung air semalaman pada bak-bak besar agar satu KK dengan 7 jiwa itu bisa mandi pada esok harinya.

Ini disebabkan oleh sulitnya air yang mengalir dari kran rumahnya. Menurut dia, kondisi ini juga dialami sejumlah warga di sekitar tempat tinggalnya.

"Dulu, kondisi airnya susah, kadang macet. Hidupnya di jam-jam tertentu, itu pun kecil ngalirnya. Makanya, nyuci susah, masak susah, mandi juga harus nampung," katanya.

Hal serupa dirasakan guru SDN 1 Kamasan, Ni Nengah Ardini, yang tinggal di mess sekolah. Selama tinggal di sana, dia juga memantau aliran air di sekolah dalam satu tahun terakhir yang diakuinya tidak lancar.

"Air di sekolah itu mengalirnya kurang lancar. Pagi itu (airnya) ga ngalir, paling siang, ngalirnya itu kira-kira jam 1 atau jam 2. Itu pun, kami tidak bisa menyalakan semua titik air atau kran yang ada, baik di WC maupun di wastafel, harus secara bergilir," kata Ardini saat ditemui di SDN 1 Kamasan.

Menurut dia, kebutuhan air di sekolahnya mengajar menjadi penting lantaran anak-anak usia SD perlu menjaga kebersihan sebelum dan sesudah beraktifitas di dalam kelas.

"Air itu pasti jadi kebutuhan utama setiap hari, baik anak-anak untuk BAB, buang air kecil. Namanya juga anak-anak, jika tidak ada air, mereka pasti tidak mau menyiram atau kumuhlah jadinya WC di sekolah. Ini juga demi kebersihan dan kesehatan anak-anak kami," ucap wanita asal Pulau Dewata ini.

Sehingga, adanya air bersih untuk sekolahnya, dianggap mempunyai arti signifikan. "Kami, pihak sekolah di sini berharap dengan adanya bantuan air bersih, aliran air bisa lebih lancar. Jadi, kami di sekolah tidak kebingungan mencari air saat dibutuhkan, dan tidak kelabakan meladeni anak-anak," kata dia.

Dua Kebutuhan Jenis Air

Keresahan Mulyani dan Ardini terhadap air ini ditangkap Kemensos sebagai kebutuhan krusial warga yang harus segera dipenuhi.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non Alam (PSKBSNA) Kemensos Mira Riyati Kurniasih mengatakan dampak terhadap kebutuhan air yang tidak terpenuhi bisa menimbulkan konflik di tengah-tengah warga.

"Karena bisa kita bayangkan ya, air itu 'kan menjadi kebutuhan pokok warga. Ketika air saja sulit didapatkan, bisa dipastikan ada dampak lanjutan atau konflik yang akan ditimbulkan," kata Mira di lokasi pengeboran sumur Desa Kamasan, Klungkung, Bali.

Untuk itu, pihaknya menuturkan dua kebutuhan jenis air telah disiapkan Kemensos melalui Program Keserasian Sosial untuk warga di Desa Kamasan, Klungkung, Bali.

"Setelah kami lakukan survey dan asesmen ke lapangan, kami upayakan pemenuhan terhadap dua kebutuhan jenis air untuk warga dengan membangun instalasi air terpadu di Desa Kamasan," ucap dia.

Dua jenis air itu, disampaikan Mira, yakni air bersih yang dapat digunakan untuk MCK dan air minum yang dapat langsung dikonsumsi.

Terkait kapasitas instalasi air terpadu untuk air bersih, dijelaskan dia, debitnya 2 liter per detik dapat mengaliri hingga 200 KK dalam satu desa. Sementara, untuk air minum mencapai 12.000 liter per hari atau dapat dikonversi menjadi 600 galon.

Pemenuhan kebutuhan air untuk warga Desa Kamasan ini, lanjutnya, dilaksanakan sebagai rangkaian Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2022 yang puncaknya akan digelar pada lusa, 20 Desember di Klungkung, Bali.

"Ini merupakan rangkaian kegiatan besar Kemensos, salah satu kegiatan yang kami lakukan di sini. Sebenarnya, terkait dengan air bersih, tidak hanya di Bali, kami juga lakukan di Cilincing, sebelumnya juga ada di Gunungkidul," pungkasnya.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI