JAKARTA (28 Desember 2023)
- Kementerian Sosial memaparkan capaian dan isu bidang pemberdayaan
sosial di tahun 2023. Dari progres graduasi Pahlawan Ekonomi Nusantara
(PENA), pemberdayaan masyarakat 3T, BLT El Nino, hingga isu politisasi
bansos. Hal ini dipaparkan langsung oleh Plt. Direktur Jenderal
Pemberdayaan Sosial Beni Sujanto pada diskusi bersama wartawan dalam
Forum Salemba 28 (Forsa28) ke 6 di Kantor Kemensos, Rabu (28/12).
Dikatakan
Beni, sejak dipimpin Menteri Sosial Tri Rismaharini, arah kebijakan
Kemensos adalah pemberdayaan masyarakat miskin agar mereka mandiri dan
terlepas dari bantuan sosial. Mensos melihat fenomena banyaknya KPM
berusia produktif. Setidaknya, ada lebih dari 5 juta KPM bansos berusia
di bawah 40 tahun. Untuk itu, Kemensos menerapkan skema program yang
komprehensif agar KPM mampu mandiri dan keluar dari garis kemiskinan.
“Arahan
Bu Mensos adalah mengkomprehensifkan semua program yang ada di Kemensos
bahwa muara keberhasilan dari masyarakat yang kita bina itu adalah
mereka berdaya,” kata Beni.
PENA,
misalnya. Sejak diluncurkan pada akhir 2022, PENA telah berhasil
menggraduasi 10.073 KPM dari bansos. Selain mendapatkan stimulus usaha,
KPM PENA mendapatkan pendampingan berkala dari Kemensos. Tujuannya, agar
usaha KPM tetap berjalan. PENA dianggap berkontribusi dalam penurunan
kemiskinan ekstrim.
Kemensos
juga melakukan pemberdayaan di daerah 3T dan Komunitas Adat Terpencil
(KAT). Sepanjang tahun 2023, Kemensos telah memasang sarana air bersih, solar cell, community center
dan fasilitas lainnya di beberapa daerah di Indonesia. Bersamaan dengan
fasilitas, Kemensos memberikan pelatihan dan modal usaha kepada
komunitas di daerah 3T. Seperti kelompok masyarakat di Wamena, Papua
yang diberikan bibit babi, pemberdayaan kelompok tenun di Wini, NTT,
pelatihan pengolahan hasil laut di Sebatik, Kalimantan Utara, dan di
banyak daerah lainnya.
Adapun, menurut Beni, masalah paling umum di daerah 3T adalah transportasi. Menangani hal ini, Kemensos telah menyalurkan motor e-trail bagi masyarakat Puncak Jaya dan Yahukimo, long boat di
Asmat dan Membramo, serta beberapa daerah lainnya. Kemensos bekerja
sama dengan Universitas Cenderawasih, Institut Teknologi Sepuluh
November, dan Institut Teknologi Telkom Surabaya dalam merancang motor
khusus bagi transportasi di daerah 3T.
Meskipun
banyak capaian yang diraih, namun Beni mengaku masih banyak pekerjaan
rumah yang harus dilakukan. Salah satunya adalah pemberdayaan KAT. Pada
tahun 2024, Kemensos akan melakukan pemetaan di daerah adat terpencil
untuk mendirikan lebih banyak community center.
Selain
pemberdayaan, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial juga
bertanggungjawab dalam penyaluran bansos reguler, seperti sembako, dan
bansos khusus, seperti BLT EL Nino. Dikatakan Beni, penyaluran sembako
sudah hampir 100 persen, sedangkan BLT EL Nino dalam proses penyaluran.
Terkait
dengan maraknya politisasi bansos, Beni menegaskan pengeluaran KPM dari
data penerima bansos memerlukan prosedur sehingga masyarakat dihimbau
untuk tidak takut dengan ancaman yang diberikan oknum-oknum terhadap
penyalahgunaan bansos. Beni meminta kepada masyarakat, khususnya media,
untuk membantu mengawasi agar penyalahgunaan wewenang ini bisa
dihindari.
Kemensos sendiri berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya Bareskrim Polri untuk mengawal penyaluran bansos.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI