TANGERANG (28 Agustus 2023) – Jarum jam menunjukkan pukul 6 pagi. Terang sinar matahari mulai tampak di ufuk timur. Keriuhan sudah terdengar dari dapur Nursiah. Denting alat dapur saling bersahutan.

 

Nursiah -- akrab disapa Yayah, sudah memulai aktifitasnya sejak pukul 5 pagi, mulai dari berbelanja, hingga mempersiapkan dagangannya. Wanita 32 tahun ini membuka usaha ayam geprek dan kelapa muda di daerah Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Awalnya, ibu dua anak ini mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada 2017. Kemudian, pada tahun yang sama, namanya terdaftar dalam kepesertaan Program Keluarga Harapan (PKH).

 

Sejak awal, Yayah telah berjualan es kelapa muda di halaman rumah. Hingga pada 2022, ia mendapatkan tawaran bantuan program Pahlawan Ekonomi Nasional (PENA) besutan Kementerian Sosial. Jika usahanya sukses, Yayah harus siap graduasi dari PKH.

 

Tanpa pikir panjang, Yayah menerima bantuan tersebut. Ia pun memutuskan untuk berjualan ayam geprek dan lauk pauk lainnya. “Jualan ayam geprek sederhana. Masaknya nggak rumit dan para tetangga sudah mengenal masakan saya,” katanya. 

 

Perihal graduasi, Yayah yakin dengan pilihan itu. Lagipula, Yayah memang selalu ingin mandiri tanpa mendapatkan bantuan dari siapapun. “Pengennya yang tadinya tangan di bawah, sekarang pengen tangan di atas,” tandasnya.

 

Dari bantuan PENA sendiri, Yayah mendapatkan peralatan yang dibutuhkannya untuk merintis usaha ayam geprek. Adapun, barang-barang yang didapatkannya adalah meja, kompor, penggorengan, hingga rak display.

 

Tidak hanya mendapatkan bantuan untuk memulai usahanya, Yayah juga menerima pendampingan dari Kemensos. “Awalnya, saya dapat undangan ke Kemensos ketemu sama Bu Risma. Terus, saya kasih liat dagangan saya di sana. Abis itu, dapet undangan lagi buat ikut pelatihan bareng Tata Rupa Nusantara, dibuatin logo, kemasan sampai gimana cara masarin produknya,” ujarnya.

 

Tata Rupa Nusantara sendiri merupakan organisasi independen yang digandeng oleh Kemensos dan bergerak di bidang desain grafis untuk membantu membuat kemasan produk dari para penerima manfaat. Total pendampingan yang didapatkan Yayah sebanyak empat kali dimana para penerima bantuan PENA ini akan diajarkan tentang cara pemasaran secara daring, hingga manajemen keuangan dari penghasilan mereka.

 

Untuk omset, ia mengaku mengalami kenaikan. Jika sebelumnya ia hanya mendapatkan laba bersih sebesar Rp50.000 dari berjualan es kelapa, kini ia mendapatkan keuntungan bersih tambahan sebesar Rp100.000 dari berjualan ayam geprek sehingga total per hari paling sedikit ia mengantongi laba bersih sebesar Rp150.000 dari usahanya.

 

Ke depannya, ia berharap usahanya dapat lebih maju lagi, “Ya, kalau mimpinya sih bisa buka cabang,” katanya sambal tertawa yakin bahwa usahanya akan berbuah manis.