JAKARTA (9 Mei 2023) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak generasi muda untuk menggali dan mengembangkan potensi kewirausahaan di era digital. Besarnya potensi wirausaha berbasis digital ditunjukkan dengan tingginya pertumbuhan start up (rintisan usaha).

“Yang jelas kita punya potensi yang luar biasa. Kalau kita tidak ‘menangani’ maka yang menangani orang lain. Karena di seluruh dunia start up bergerak semua dan jumlahnya luar biasa. Sebetulnya setiap orang bisa asal mau belajar dan mau mengerti dunia bisnis. nggak ada yang nggak bisa,” kata Mensos dalam Launching Activist Preneur Go Digital yang digagas oleh Komisi Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Roemah Pemoeda, Jakarta, Senin (08/04).

Mensos mengungkapkan, pengembangan usaha berbasis digital menjadi alternatif menarik dan nyata-nyata membuka peluang bisnis.

“(Dengan usaha berbasis digital) kemarin terbukti pada (pandemi) Covid-19 kita bisa survive,” katanya.

Tentang ketatnya persaingan dunia usaha, Mensos menyampaikan perlunya pembinaan terus-menerus jika program telah dijalankan. Ia mencontohkan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) dari Kementerian Sosial yang menyasar keluarga miskin dan rentan untuk merintis wirausaha agar tidak bergantung pada bantuan sosial.

“Kita bimbing (penerima bantuan) terus menerus. Seperti PENA kita bisa adakan pelatihan terus menerus. Dan jumlah pesertanya luar biasa lebih dari seribu. Terakhir kemarin kita ajari mengelola keuangan,” kata Risma.

Melalui PENA, keluarga miskin dan rentan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk menumbuhkan kapasitas penerima manfaat dalam menciptakan bisnis yang berkelanjutan.

Salah satu contoh lainnya, Mensos memaparkan pembinaan yang telah dilakukan Kemensos melalui program PENA bagi para pemuda Suku Asmat untuk merakit kapal fiber pada tahun 2022 bekerja sama dengan perguruan tinggi.

“Anak-anak Asmat sekarang sudah bisa bikin perahu yang dibuat langsung di Papua. Kapal dapat digunakan untuk alat transportasi warga setempat dalam mencari nafkah,” ungkap Mensos.

Ia juga mencontohkan Program Ekonomi (PE) Surabaya saat ia menjabat sebagai Wali Kota pada tahun 2010 yang menjadi inspirasi Program PENA. PE berhasil menurunkan angka kemiskinan di Kota Surabaya dari 32% menjadi 4,9%.

Program menekankan motto “Go Global Go Financial Go Digital” yang berarti produk dapat bersaing di kancah dunia, penerima diajarkan ‘melek’ finansial dengan pengelolaan keuangan yang baik, serta pemanfaatan teknologi digital untuk memaksimalkan usaha.

Rima menuturkan nantinya Kemensos akan melihat kerja sama yang dapat dilakukan bersama KNPI untuk memberdayakan kalangan muda.

Dalam kesempatan yang sama, anggota DPR RI Komisi 1 Dave Akbarsyah Fikarno Laksono mengatakan bahwa selain pemahaman organisasi dan politik, berwirausaha juga merupakan langkah kongkret membangun perekonomian negara. 

“(Menjadi) entrepreneur, pemuda dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran,” katanya.

Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Muhammad Ryano Panjaitan, mengatakan total entrepeneur (pengusaha) di Indonesia sebesar 3,4%. Hanya 1,65% di antaranya kalangan pemuda. 

“Melalui Program Activist Preneur, KNPI akan mewadahi para pemuda untuk berwirausaha tidak hanya berorientasi profit tetapi juga berjiwa sosial tinggi,” kata Ryano.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI