JAKARTA (11 Februari 2020) - Bertempat di Harris Vertu Hotel Harmoni Jakarta, Kementerian Sosial RI menyelenggarakan Gathering Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil yang bertema “Bersama Membangun Negeri, Peduli Komunitas Adat Terpencil”.
Permasalahan yang dihadapi oleh Komunitas Adat Terpencil tak lepas dari masalah hak asasi manusia, isu marjinalisasi, pemenuhan kebutuhan dasar, dan lain sebagainya. Hal ini yang membuat Kementerian Sosial RI untuk ingin mengajak para dunia usaha, LSM, dan Organisasi Sosial untuk meningkatkan kepedulian dan dapat berperan secara aktif dalam pemberdayaan komunitas adat terpencil.
“Kami Kementerian Sosial RI sangat ingin khususnya dunia swasta, perusahaan swasta, BUMN untuk dapat intervensi dan turun tangan dalam melakukan pemberdayaan yang tentunya tepat sasaran dan sesuai dengan kemampuan masing-masing,” kata Mensos.
Butet Manurung, salah seorang aktivis yang lama berkecimpung dalam memajukan komunitas adat terpencil selama hampir 12 tahun mengatakan bahwa mereka para komunitas adat terpencil memerlukan program yang sifatnya jangka panjang dan tidak memberikan gegar budaya. Perlunya program yang dapat menguatkan pendidikan, teknologi untuk meningkatkan kehidupan warga komunitas adat terpencil.
Menteri Sosial juga menambahkan bahwa program pemberdayaan sosial untuk warga KAT ini sebenarnya bukan hanya untuk meningkatkan perekonomian saja tetapi juga membangun peradaban yang lebih maju.
Selain itu, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Pepen Nazaruddin mengatakan bahwa melalui acara ini diharapkan membuka informasi tentang kebutuhan-kebutuhan pemberdayaan di lokasi-lokasi KAT dan selanjutnya akan menjadi agenda bersama untuk menyelesaikannya.