JAKARTA (28 Januari 2024) - Para peserta Workshop Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) senang karena kegiatan tersebut banyak manfaatnya. Selain keterampilan bertambah, wawasan peserta juga semakin luas.
Workshop PENA berlangsung selama tiga hari, pada 26 s.d 28 Januari 2024 di Rusun "Mulya Jaya" di Jakarta. Kegiatan tersebut mengusung tema "Pelatihan Penguatan Pemberdayaan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PENA Graduasi dan Pelatihan Penguatan Kapasitas Pendamping Sosial PENA.
Berbagai pelatihan dapat diikuti oleh peserta, seperti pelatihan kuliner, kerajinan tangan, digital marketing, literasi keuangan, fotografi dan videografi, riset sederhana, serta branding dan packaging product. Pelatihan berlangsung pukul 08.00 s.d 16.00 WIB.
Workshop PENA diikuti oleh 303 pendamping sosial terdiri dari Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Pendamping Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), 179 residen Sentra "Mulya Jaya" di Jakarta, serta 64 KPM Graduasi.
Salah seorang peserta, Yeni Handayani (43) merupakan penghuni Rusun "Mulya Jaya" di Jakarta. Ia merupakan penerima PKH dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Ia mengatakan Workshop PENA, selain gratis, juga banyak pengalaman dan pengetahuan yang ia peroleh. Setelah mengikuti Workshop PENA, ia ingin membuka usaha kuliner di sekitar tempat tinggalnya di Rusun "Mulya Jaya" di Jakarta.
Wanita asal Sukabumi ini sudah 11 tahun tinggal di Jakarta. Sejak 10 bulan lalu, ia tinggal di Rusun "Mulya Jaya" dan dipercaya sebagai wakil paguyuban di rusun ini. Sebelumnya, Yeni tinggal berpindah-pindah kontrakan.
Yeni pernah mendapat tawaran untuk berjualan di Sentra Kreasi ATENSI (SKA) dan mengikuti berbagai pelatihan di Sentra "Mulya Jaya" di Jakarta. Namun, karena Yeni tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, tawaran tersebut tidak diambil. Yeni, lantas, bertemu dengan Pekerja Sosial Sentra "Mulya Jaya" di Jakarta dan ditawari untuk tinggal di rusun dengan biaya Rp10.000 per bulan.
Ibu dari lima anak ini, merupakan tukang pijat yang bekerja menggunakan aplikasi online. Penghasilan yang ia peroleh dari jasa pijat onlinenya sekitar Rp1 juta per minggu. Sebelum menekuni jasa pijat ini, ia pernah bekerja sebagai karyawan, buruh cuci dan penjual makanan. Di sela-sela waktu menunggu orderan pijat, Yeni juga mencoba membuat nasi uduk dan risol untuk dijual di sekitar rusun dengan harga Rp7.000 per bungkus.
Yeni, yang menyukai bidang kuliner, dalam Workshop PENA ini memilih mengikuti kelas kuliner. Pada kelas ini, ia diajarkan membuat berbagai jenis makanan dan minuman kekinian yang tengah viral seperti Cromboloni, Smoothies, serta berbagai olahan lainnya dari bahan coklat.
Setelah mengikuti Workshop PENA, Yeni akan membuka usaha kuliner, selain usaha pijat. Ia berharap perekonomiannya bisa membaik setelah membuka usaha kuliner. “Terima kasih Kemensos yang telah memberi kesempatan bagi saya sekeluarga menempati rusun ini,” ujarnya.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Kementerian Sosial RI