JAKARTA (29 Juni 2024) – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) berhasil mencetak 28.775 warga miskin menjadi mandiri, sehingga mereka tidak lagi menerima bantuan sosial. Dalam Program PENA, warga penerima bansos mendapat permodalan dan pelatihan usaha, pengemasan, pemasaran, literasi keuangan dan pendampingan hingga usahanya berjalan lancar dan berhasil. “Karena usahanya sudah berhasil dan secara ekonomi bisa mandiri, ribuan masyarakat pra-sejahtera tersebut tidak lagi menerima bantuan sosial, atau digraduasi dari penerima bantuan sosial,” kata Mensos Risma saat menghadiri acara Graduasi PENA Periode Juni 2024, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, Margaguna, Jakarta Selatan, Jum’at (28/6). Acara ini dihadiri oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ratusan penerima bansos yang siap digraduasi, baik secara online maupun offline.
Mensos Risma mengatakan, pada Mei 2024 Kemensos berhasil menggraduasi 3.415 keluarga penerima manfaat. Pada tahun 2023 sebanyak 10.073 KPM digraduasi dan tahun 2024 sebanyak 18.702 KPM berhasil digraduasi. “Jadi total sejak graduasi tahun 2023 dan 2024 sebanyak 28.775 KPM telah berhasil digraduasi. Artinya mereka terlepas dari kemiskinan dan tidak lagi menerima bansos,” kata Mensos Risma. Jumlah ini jauh melampaui target tahun 2023-2024, yaitu sebanyak 16.000 KPM.
Mensos Risma menyampaikan graduasi adalah tahap awal dari pembinaan produk. Nantinya para KPM yang sudah digraduasi tetap akan mendapatkan pendampingan pengembangan usaha seperti pengembangan kemasan dan diversifikasi produk. Pendampingan akan terus dilakukan hingga KPM dapat mandiri. Program PENA menjadi program prioritas Mensos Risma karena terbukti berhasil meningkatkan pendapatan KPM. Dari puluhan ribu KPM, hanya 37 orang yang belum berhasil meningkatkan pendapatannya. Namun dengan penanganan berkesinambungan, Mensos Risma tetap optimis semua KPM akan berhasil meningkatkan pendapatannya.
Sementara itu, Penerima PENA terbagi menjadi beberapa kelompok seperti PENA Reguler dan PENA Berdikari yang merupakan penerima program PKH dan sembako. Sebanyak 5.713 KPM PENA Reguler dan PENA Berdikari 13.732 KPM sudah digraduasi. Selain itu, kelompok PENA Atensi, yang terdiri dari lansia, penyandang disabilitas, korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), serta kelompok rentan, sebanyak 6.878 KPM berhasil digraduasi. Kelompok lainnya, seperti PENA Komunitas berhasil menggraduasi 1.822 KPM, PENA Bencana 52 KPM, dan PENA Vokasi 578 KPM.
Selain kelompok di atas, sambung Mensos Risma, Kemensos juga menyasar kaum muda, anak dari KPM PKH yang sudah lansia. Hal ini mempertimbangkan kondisi KPM yang sudah lanjut usia. PENA muda dikhususkan bagi anak KPM PKH berusia 23-30 tahun, dan anak muda lainnya yang memenuhi syarat. Mensos Risma juga akan fokus pada kantong-kantong kemiskinan di daerah kepulauan yang sulit dijangkau. Pendekatan komunitas dipilih agar memudahkan proses pembinaan.
“Kedepannya Kemensos akan lakukan (terapkan program PENA) di komunitas terutama yang bermukim di daerah kepulauan,” ujar Mensos Risma. Beberapa program PENA Komunitas yang sudah dilakukan Mensos misalnya memberdayakan istri-istri nelayan agar terampil mengolah ikan menjadi produk baru seperti ikan kering, dan abon ikan. PENA Komunitas ini diyakini bisa melepaskan masyarakat dari kemiskinan dan mereka bisa hidup mandiri secara ekonomi.