LEBAK (13 Februari 2023) – Perasaan Edi campur aduk saat menerima bantuan kewirausahaan berupa satu paket kios usaha pulsa handphone dari Kementerian Sosial.
Di satu sisi, ia senang impiannya memiliki usaha terwujud. Namun di sisi lain, pria 35 tahun itu berduka karena bibinya yang selama ini ia rawat, Ibu Tati, telah berpulang.
“Ngga bisa berkata-kata. Seneng dapat bantuan. Terus sekarang, rumah sudah bersih. Tapi, bibi saya udah ngga ada,” kata Edi.
Sebelum dinyatakan meninggal pada 7 Februari 2023, Tati (53), warga Kampung Cibahbul, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten mengalami sakit parah. Tati harus terbaring di tempat tidur selama 4 tahun.
Selama itu pula, Tati dirawat oleh keponakannya Edi bersama anaknya, Rizki (11). Mereka bertiga hidup di rumah milik orang tua Tati yang kondisinya tidak layak. Edi membesarkan anaknya seorang diri, setelah bercerai dengan istrinya.
Meskipun memiliki kartu Bantuan Penerima Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Edi tidak mampu membawa Tati berobat lantaran tidak memiliki ongkos.
Selama merawat Tati, Edi terpaksa berhenti bekerja. Ia, lantas, berjualan HP bekas secara online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kadang, ia diminta membabat rumput tetangga, dan mendapatkan upah dari sana.
Kisah Tati, kemudian, masuk dalam media monitoring Kemensos dan Menteri Sosial Tri Rismaharini langsung meminta Sentra "Galih Pakuan" di Bogor untuk merespon kasus Tati. Pada Rabu (8/2), Tim Kemensos tiba di rumah Tati untuk segera melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan aparat setempat.
“Kondisi tempat tinggal Tati dan Edi sangat memperihatinkan. Meskipun tinggal di rumah permanen, namun genteng dan tembok rusak. Lantai terbuat dari sebagian tanah sebagian semen. Sementara, kondisi dapur dan MCK juga tidak layak. Kondisi rumah diperparah dengan minimnya perawatan,” kata Kepala Sentra "Galih Pakuan" di Bogor Siti Sari Rumayanti saat dihubungi, Senin (13/2).
Melihat kondisi tersebut, Sari mengatakan pihaknya langsung mengajak masyarakat dan aparat setempat bahu membahu membersihkan rumah. “Kemensos memfasilitasi penyediaan karpet plastik untuk lantai, beserta kasur, lemari, dan perabotan rumah lainnya,” katanya.
Selain membersihkan rumah, Kemensos juga menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa paket sembako, pemenuhan nutrisi dan perlengkapan kebersihan diri. Sementara untuk Rizki, yang masih duduk di Kelas 4 SD, diberikan bantuan perlengkapan sekolah. Kemensos juga memberikan bantuan usaha untuk sumber penghasilan bagi Edi.
“Kami juga berikan bantuan usaha berupa kios pulsa. Ada HP, etalase, dan paket pulsa karena Pak Edi memang mintanya itu,” kata Sari.
Tati, maupun Edi, belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah lantaran belum terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Sari mengatakan pihaknya, saat ini, tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah agar Edi bisa terdata di DTKS sehingga bisa menerima bantuan program perlindungan sosial, seperti bantuan sembako dan Rumah Sejahtera Terpadu (RST).
Tati masih memiliki dua anak kandung yang tinggal di Batam. Selanjutnya, Kemensos akan menjajaki reunifikasi dan reintegrasi keluarga almarhumah Tati dengan menghubungi anak-anaknya, meskipun Tati sudah tiada.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI